REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengangkat menteri luar negeri pada Rabu (23/10) yang merupakan seorang pangeran dengan pengalaman diplomatik di Barat, dalam perombakan sebagian Kabinet. Kerajaan itu berusaha memperbaiki citra internasional dan bersiap mengambil alih kepresidenan Grup 20 tahun depan.
Pangeran Faisal bin Farhan As-Saud selama beberapa bulan terakhir telah menjadi duta besar Arab Saudi untuk Jerman dan sebelumnya sebagai penasehat politik di Kedutaan Arab Saudi di Washington. Karir bisnisnya sebelumnya di industri pertahanan meliputi menjadi ketua usaha patungan dengan pembuat pesawat Boeing.
Arab Saudi, sekutu penting AS dalam menghadapi Iran, telah menghadapi kecaman pedas Barat dalam satu tahun belakangan ini sehubungan dengan catatan hak asasi manusia. Arab Saudi tercoreng oleh pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi dan keterlibatannya dalam perang saudara yang memporak-porandakan Yaman.
Menteri luar negeri sebelumnya, Ibrahim Al-Assaf masih menjadi menteri negara. Ia sebelumnya menjadi menteri keuangan selama bertahun-tahun. Ia diangkat kurang dari setahun lalu untuk menata kembali kementerian tersebut.
Sebagai bagian dari perombakan kabinet yang diumumkan di media negara, Saleh Al-Jasser, Direktur Jenderal Saudi Arabian Airlines, menggantikan Nabil Al-Amoudi sebagai Menteri Transportasi.
Tidak jelas apakah Al-Amoudi akan mendapatkan posisi lain di pemerintah. Ia diangkat bulan lalu untuk masuk ke dewan direksi raksasa minyak Arab Saudi, Aramco.