REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir 980 ribu situs negatif sebagai upaya pemerintah menghadapi ancaman dan tantangan terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat.
"Kita semua wajib bisa memberikan penerangan, penjelasan dengan baik, agar masyarakat bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya," kata Direktur Jenderal Informasi dan Pelayanan Publik Kemenkominfo, Widodo Muktiyo saat membuka Sinergi Aksi dan Komunikasi Publik (Saik) 2019 di Pangkalpinang, Kamis (24/10).
Ia mengatakan, saat ini ada 260 juta lebih penduduk Indonesia yang memanfaatkan internet dan 104 terkoneksi. Tantangannya adalah bagaimana menghadapinya agar masyarakat bisa memanfaatkan teknologi ini dengan baik.
"Masih banyak konten dan situs negatif yang perlu diperbaiki untuk masyarakat Indonesia," ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan kepada anak-anak generasi milenial dan diri sendiri bahwa jejak digital tidak bisa dihapus. Jangan sampai anak-anak ini tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena jejak digitalnya bermasalah.
"Inilah salah satu tantangan menghadapi kemajuan teknologi informasi ini. Oleh sebab itulah, Kemenkominfo beserta jajaran Diskominfo provinsi, kabupaten/kota memiliki tanggung jawab bersama-sama menghadapi tantangan dan ancaman teknologi ini," katanya.
Wakil Gubernur Kepulauan Babel, Abdul Fatah mengapresiasi Kemenkominfo telah memblokir jutaan situs dan konten negatif. "Saat ini pemanfaatan teknologi informasi ini banyak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang bertentangan dengan etika, rasa keadilan dan nilai-nilai luhur Pancasila yang dapat mengancam disintegrasi bangsa," katanya.
Menurut dia, sudah sejatinya teknologi informasi dan komunikasi jika digunakan dengan baik dan benar dapat menjadi kunci bagi kemajuan ekonomi dan meningkatkan daya saing bangsa. "Kami berharap kegiatan Saik tahun ini dapat memberikan dampak yang positif kepada masyarakat, agar mereka bisa menggunakan teknologi ini dengan baik dan benar," katanya.