Jahri (60) memanen sayuran kangkung yang di tanam di lahan irigasi Sungai Ciliwung, Banjir Kanal Timur, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (FOTO : Republika)
Jahri (60) memanen sayuran kangkung yang di tanam di lahan irigasi Sungai Ciliwung, Banjir Kanal Timur, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (FOTO : Republika)
Jahri (60) memanen sayuran kangkung yang di tanam di lahan irigasi Sungai Ciliwung, Banjir Kanal Timur, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (FOTO : Republika)
Jahri (60) memanen sayuran kangkung yang di tanam di lahan irigasi Sungai Ciliwung, Banjir Kanal Timur, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (FOTO : Republika)
Jahri (60) memanen sayuran kangkung yang di tanam di lahan irigasi Sungai Ciliwung, Banjir Kanal Timur, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (FOTO : Republika)
Jahri (60) memanen sayuran kangkung yang di tanam di lahan irigasi Sungai Ciliwung, Banjir Kanal Timur, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (FOTO : Republika)
Jahri (60) memanen sayuran kangkung yang di tanam di lahan irigasi Sungai Ciliwung, Banjir Kanal Timur, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (FOTO : Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jahri (60) memanen sayuran kangkung yang di tanam di lahan irigasi Sungai Ciliwung, Banjir Kanal Timur, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Dalam satu kali panen ia mampu menghasilkan 600 ikat dengan harga Rp.2.500 per ikat, selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi ia mengaku ketika musim kemarau pendapatannya menurun mencapai 30 persen.
Advertisement