REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mali negara Afrika yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Karenanya, Mali memiliki banyak calon penghafal Alquran.
Seperti di Bamako misalnya, banyak pemuda belajar ilmu agama dan menghafal Alquran. Tim Global Humanity Response (GHR) Aksi Cepat Tanggap (ACT), Firdaus Guritno melaporkan sebagian besar pemuda berasal dari keluarga kurang mampu. Namun mereka tetap memiliki keinginan belajar tinggi.
"Dengan adanya pemberian bantuan Alquran ini, alhamdulillah mereka bisa menghafalkan Alquran di rumah dan di madrasah mereka,” ujar Firdaus dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (24/10.
Pendistribusian bantuan Alquran yang dilakukan di Bamako berlangsung pada Selasa (21/10) dan Rabu (22/10). Dengan target 1.000 Alquran untuk 1.000 penerima manfaat, bantuan Alquran ini terus berlanjut sampai beberapa waktu ke depan.
Firdaus juga menjelaskan, bantuan Alquran dikhususkan untuk calon hafiz yang mendalami tahfiz Alquran dan Bahasa Arab. Selain banyak pemuda yang mendalami Alquran, Mali adalah salah satu negara di Afrika Barat yang penduduknya mayoritas muslim.
"Sebagian besar penduduk Mali masih hanya mendapatkan penghasilan sekitar satu dolar per hari, sehingga mereka tidak memiliki banyak peluang untuk tunjangan pendidikan,” ujar Firdaus.
Hingga kini, Mali menjadi salah satu negara yang menjadi perhatian para dermawan. Selain masalah keamanan yang masih rawan, sebagian penduduk Mali juga masih membutuhkan pangan yang cukup. World Food Programme menyebut, Mali menghadapi tantangan serius dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, nol kelaparan, dan peningkatan gizi.