REPUBLIKA.CO.ID, JAKARtA -- Program studi Kajian Ketahanan Nasional UI bersama Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, mengembangkan Kampung dan Sekolah Tanggap Bencana di wilayah rawan bencana di Cilincing. Pengembangan Kampung dan Sekolah Tanggap Bencana ini telah dilakukan sejak September dan dideklarasikan secara resmi pada Kamis (24/10).
Ketua Pelaksana Kegiatan Arjun Fatahillah mengatakan, keberadaan Kampung dan Sekolah Tanggap Bencana di Cilincing diperlukan agar yang sadar akan bencana tidak hanya dari lembaga resmi, tapi juga dari unsur sekolah dan kelurahan. Selain itu, warga juga harus sadar akan bencana yang dapat mengancam kapan pun.
"Semua harus dilibatkan dalam tanggap bencana ini," ujar Arjun lewat keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/10).
Sebanyak 100 siswa dan warga berkumpul di SMA Negeri 114 Jakarta untuk melakukan simulasi penanganan bencana dibantu oleh Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
Sadiyah, salah satu warga Cilincing yang pernah berada di lokasi kebakaran merasakan manfaat dari simulasi yang diadakan oleh Kampung dan Sekolah Tanggap Bencana.
“Waktu itu pernah di dekat rumah saya juga kebakaran, ya saya sama warga cuma bisa teriak kebakaran kebakaran. Kita gak tau ya harus gimana, nunggu aja mobil pemadam kebakaran datang padahal tidak ada yang telepon” kata Sadiyah, Kamis.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Bapak Budi Haryono menjelaskan ke warga, hal pertama yang perlu dilakukan jika terjadi kebakaran adalah menghubungi damkar di line telepon 113. Selain itu juga yang tak kalah penting dalah mematikan aliran listrik, dan mencari sumber air terdekat.
Pihak SMA Negeri 114 Jakarta juga menyambut positif kegiatan tersebut. Wakil Kepala Sekolah Rosita Dewi mengatakan, program Kampung dan Sekolah Tanggap Bencana ini adalah inisiatif yang sangat baik karena memang banyak warga awam mengenai mitigasi bencana. "Harapan kami semua level pendidikan bisa mendapatkan materi ini, juga pemerintah bisa menganggarkan secara khusus untuk program ini.”