Jumat 25 Oct 2019 03:17 WIB

Evo Morales Klaim Kemenangan dalam Pilpres Bolivia

Morales mengklaim mendapatkan 46,85 persen suara.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Presiden Bolivia Evo Morales saat konferensi pers di istana kepresidenan di La Paz, Bolivia, Rabu (23/10).
Foto: AP Photo/Juan Karita
Presiden Bolivia Evo Morales saat konferensi pers di istana kepresidenan di La Paz, Bolivia, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Presiden Bolivia Evo Morales menyatakan klaim kemenangan Kamis (24/10), dalam pemilihan presiden yang digelar di negara Amerika Latin itu. Hasil pilpres Bolivia telah memunculkan perselisihan dan telah memicu kerusuhan, pemogokan umum dan tuduhan oposisi bahwa Morales berbuat curang untuk memenangkan kembali dirinya untuk kali keempat.

Anehnya, setelah mengklaim kemenangan, Morales mengatakan dia terbuka untuk mengadakan masukan jika perlu, seperti yang dituntut oleh para pengkritiknya. Penyelenggara Pilpres Bolivia mengatakan dari 98,54 persen suara yang telah dihitung pada pemungutan suara hari Ahad (21/10), Morales mendapatkan 46,85 persen, dibandingkan dengan 36,68 persen suara yang diraih pesaing terdekatnya, Carlos Mesa.

Baca Juga

Ada selisih setidaknya 10 poin berarti kemenangan langsung dan tidak ada bantahan. "Kami menang di babak pertama," kata Morales pada konferensi pers. "Ini kabar baik," sebut dia. Tidak ada konfirmasi segera tentang kemenangan Morales dari Mahkamah Pemilihan Tertinggi. Tetapi Morales mengatakan kemudian bahwa jika dia tidak mendapatkan margin 10 poin, dia akan menghargai hasil ini. "Jika kita harus lanjut ke putaran kedua, kita akan siap," katanya.

Mesa mengatakan pada Rabu bahwa ia tidak akan mengakui hasil yang dihitung oleh pengadilan, yang ia tuduh memanipulasi penghitungan untuk membantu Morales kembali menang. Mesa bersikeras bahwa ada pengalihan suara miliknya ke Morales. Dan ia meminta para pendukung untuk terus memprotes di jalan-jalan negara Amerika Selatan yang kaya sumber daya tetapi miskin ini.

Pengamat dari Organisasi Negara-negara Amerika telah menyatakan keprihatinannya atas penghitungan suara, yang pertama menunjukkan Morales dan Mesa dalam perlombaan yang ketat dan menuju putaran kedua, dan kemudian bergeser secara dramatis Senin untuk memberikan presiden keunggulan yang lebih luas.

Sebelumnya Uni Eropa, Brasil, Argentina dan AS menyatakan keprihatinan tentang Pilpres di Bolivia dan bagaimana suara dihitung. Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan peringatan ke warga AS untuk tidak melajukan perjalanan ke Bolivia. AS menyebut ada potensi kerusuhan sipil di Bolivia, terutama setelah bentrokan pecah antara demonstran di timur kota Santa Cruz, wilayah kuat pendukung oposisi.

Kantor-kantor pemerintahan di beberapa kota yang sebagai kantor panitia pemilihan Bolivia dibakar Rabu malam, dan pasukan keamanan bentrok dengan demonstran di La Paz dan tempat lain. Pada Senin, setelah rilis hasil pemilu yang kontroversial, massa langsung membakar kantor pemilihan umum di Sucre dan Potosi, sementara pendukung saingannya bentrok di La Paz.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement