Jumat 25 Oct 2019 05:40 WIB

PDIP Sebut Kursi Wakil Menteri Bukan Bagi-Bagi Kekuasaan

Wakil menteri merupakan hak prerogatif presiden.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Muhammad Hafil
Hasto Kristiyanto
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo tengah menyusun posisi wakil menteri di sejumlah lembaga negara. Partai berlogo banteng moncong putih itu mengatakan, partai tidak memiliki kewenangan untuk ikut serta menentukan sosok yang akan mengisi kursi tersebut.

"Iya, sedang digodok dan wakil menteri juga prerogatif dari presiden," kata Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Kamis (24/10).

Baca Juga

Dia mengungkapkan bahwa desain posisi menteri serta wakil menteri disejumlah lembaga kementerian diadakan bukan untuk membagi-bagi kekuasaan. Dia mengatakan, kursi itu disiapkan untuk menjalankan seluruh amanat penderitaan rakyat.

Dia meminta semua pihak untuk memberikan kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo untuk menjalankan roda pemerintahan dengan baik dengan jajaran menteri yang mempunyai semangat baru. Dia mengatakan bahwa presiden tengah berusaha untuk membuat warisan bagi bangsa dan negara di periode kedua kepemimpinannya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga sudah memastikan akan segera melantik wakil menteri dalam waktu dekat. Ia menyebut nama-nama wakil menteri yang ditunjuknya itu akan segera diselesaikan.

Meski demikian, ia mengaku belum menghitung total wakil menteri yang disiapkan. Jokowi juga enggan menyebut menteri mana saja yang akan didampingi oleh wakil menteri.

Yang paling penting, kata Presiden, wakil menteri harus memiliki kompetensi yang mendukung kerja para menteri. Lebih lanjut, Jokowi juga menyebut, posisi wakil menteri ini akan diisi baik dari tokoh profesional maupun dari partai politik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement