Jumat 25 Oct 2019 07:57 WIB

Ketika Salahuddin Al-Ayyubi Perintahkan Program Penghijauan

Saat itu, menguatnya industri kayu memiliki dampak negatif.

Ilustrasi Hutan
Foto: ANTARA FOTO
Ilustrasi Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti tertera dalam buku The Groove Encyclopedia Islamic Art and Architecture, Jonathan Bloom dan Sheila Blair mengatakan, kedua sentra kerajinan kayu itu harus mendatangkan bahan baku dari luar wilayah dunia Islam.

Kedua sejarawan tersebut mencatat, sepanjang dua abad pertama hegemoni Islam, di beberapa wilayah semisal Afrika, Anatolia, dan Iran bagian utara, masih terdapat banyak kawasan berhutan. Kayu yang dihasilkan hutan itu digunakan untuk membuat kapal, furnitur, konstruksi bangunan, dan lainnya. Sebagian dari produk itu dijual ke berbagai wilayah.

Baca Juga

Saat itu, kawasan oasis di seputar ibu kota Dinasti Umayyah, Damaskus, juga menyediakan kayu berkualitas tinggi. Kayu itu terutama merupakan pendorong bagi geliat industri berbahan kayu di sana.

Namun, ungkap Jonathan Bloom dan Sheila Blair, laju deforestasi menghadirkan dampak negatif. Persediaan bahan baku kayu semakin menyusut dan itu meluas hingga ke wilayah Mediterania Timur.

Sejarah mencatat, penguasa Dinasti Fatimiyah (969-1171) serta Sultan Salahuddin al-Ayyubi (1169-1252) memerintahkan agar dilakukan program penghijauan dan penanaman pohon. Hingga pada satu periode, kaum Muslim pernah mendatangkan bahan kayu dari Eropa Barat.

Ini membuat harga produk kerajinan kayu melambung tinggi. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena Paus, pemimpin spiritual kaum Nasrani, lantas melarang ekspor kayu ke dunia Islam karena khawatir akan digunakan untuk membuat kapal-kapal perang.

Kelangkaan kayu berukuran besar berimbas pada produk yang dihasilkan. Jika sebelumnya dapat dibuat berbagai barang dengan ukuran cukup besar dan panjang, maka kemudian lebih didominasi benda-benda kayu berukuran sedang dan kecil.

Benda dari kayu yang berukuran besar misalnya kapal, kereta kuda, kursi atau meja besar, pintu, dan mihrab. Adapun yang berukuran kecil antara lain lis jendela, tatakan buku, dan beragam ukiran.

Lebih jauh Jonathan Bloom dan Sheila Blair memaparkan, jenis-jenis pohon yang biasa digunakan sebagai bahan kerajinan kayu di antaranya pohon sycomore, jujube, akasia, oak, eboni, pinus, maupun batang pohon kurma.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement