REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak usia kanak-kanak, Imam ath-Thabari dikenal memiliki otak yang encer. Dalam buku Biografi 60 Ulama Salaf karya Syekh Ahmad Farid disebutkan bahwa ath-Thabari sudah berhasil menghafal Alquran saat usia tujuh tahun, menjadi imam shalat di usia delapan tahun, dan menulis hadis di usia sembilan tahun.
Di antara hal lain yang menunjukkan kepandaian dan kecerdasan beliau adalah kisah Imam ath-Thabari tentang dirinya sendiri tatkala dia mampu menguasai ilmu Arudh (ilmu tentang syair atau sajak) dalam tempo satu malam.
Imam ath-Thabari berkata, Tatkala aku tiba di Mesir, tidak tersisa seorang ahli ilmu pun kecuali mereka menemuiku untuk mengujikan apa yang telah dikuasainya. Pada suatu hari, datang kepadaku seorang laki-laki bertanya tentang sebagian tertentu dari ilmu Arudh yang aku sendiri belum mengetahui tentang ilmu tersebut.”
Akhirnya, aku katakan kepadanya, ‘Aku tidak bisa bicara karena hari ini aku tidak akan membicarakan masalah Arudh sedikit pun. Tetapi, datanglah besok dan temui aku.’ Lalu aku pun meminjam Kitab Arudh karya Khalil Ahmad dari temanku. Malam itu aku pelajari kitab tersebut dan pagi harinya aku telah menjadi seorang ahli Arudh.”
Mengenai kecerdasan yang dimiliki Imam ath-Thabari itu Ibnu Atsir berkata, Abu Ja’far orang yang paling tsiqat (terpercaya) dalam mengungkap sejarah. Di dalam tafsirnya sarat dengan ilmu dan legalitasnya.” Sementara Imam adz-Dzahabi berkata, Dia orang yang tsiqat, hafiz, jujur, imamnya para mufasir, fuqaha, baik ketika mufakat maupun ikhtilaf, pakar sejarah dan antropologi, mengetahui qira’at dan linguistik.”