REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Puluhan penyandang disabilitas netra dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri A Kota Bandung melakukan aksi jalan kaki dari Jalan Pajajaran-Cihampelas bawah- Abdul Rivai dan selesai di jalan Dr Cipto, Jumat (25/10). Mereka tengah mengkampanyekan fasilitas publik yang mesti ramah disabilitas.
Berdasarkan pantauan, para penyandang disabilitas netra mulai berjalan dari jalan Pajajaran sejak pukul 07.30 Wib hingga selesai. Mereka harus berhati-hati melewati jalan pedestrian. Bahkan mereka sempat berjalan dibadan jalan sebab kondisi pedestrian yang tidak layak digunakan.
Koordinator Lapangan dan Instruktur Orientasi dan Mobilitas SLB Negeri A Kota Bandung, Rian Ahmad Gumilar mengatakan kegiatan gerak jalan dilakukan dalam rangkaian hari penglihatan sedunia dan hari tongkat putih sedunia. Kurang lebih katanya 150 orang terlibat dalam acara tersebut.
Menurutnya, aksi jalan kaki dilakukan dengan harapan mengkampanyekan kepada warga tentang lingkungan atau fasilitas publik yang harus bisa diakses oleh siapapun termasuk disabilitas.
"Jalan Pajajaran pusat kegiatan disabilitas hanya hanya netra tapi tunadaksa dan lainnya. Pemangku kebijakan harus memberikan perhatian khusus kepada jalan pedestrian di jalan Pajajaran," ujarnya, Jumat (25/10).
Dirinya mengatakan kondisi pedestrian dijalan Pajajaran dan sekitarnya memprihatinkan. Bahkan, mereka tidak bisa menggunakan jalan pedestrian dikarenakan terdapat jalan yang rusak dan berlubang.
"Kami mengingatkan ke masyarakat masih ada yang parkir sembarangan dan berdagang sembarangan. itu merampas hak pejalan kaki. Pedestrian aksesnya mudah untuk semua orang dan ramah, tidak boleh ada hambatan," katanya.
Rian menambahkan pihaknya mengapresiasi pemerintah yang sudah menata fasilitas publik ramah terhadap penyandang disabilitas. Namun, itu dilakukan hanya dibeberapa titik saja yang ada di Kota Bandung.
"Baiknya juga tempat yang banyak diakses penyandang disabilitas untuk prioritas pembangunan seperti Cicendo, Pajajaran dan Rajiman," katanya. Menurutnya, banyak penyandang disabilitas dari luar daerah yang datang ke Bandung untuk pelatihan.