Jumat 25 Oct 2019 12:32 WIB

Bank Dunia: Indonesia Banyak Melakukan Reformasi Bisnis

Indonesia menjadi negara kedua yang banyak mereformasi sektor bisnis

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Kawasan bisnis di Jakarta Selatan
Foto: Republika
Kawasan bisnis di Jakarta Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Dunia merilis laju reformasi sektor usaha di kawasan Asia Timur dan Pasifik pada 2019 ini. Tercatat, Indonesia merupakan negara yang melakukan reformasi di sektor usaha terbanyak kedua di kawasan Asia Timur dan Pasifik setelah Cina.

Analis Bank Dunia Maksym Lavorskyi mengatakan, reformasi iklim usaha di Indonesia terbanyak kedua setelah China di Asia Timur. Tercatat, Indonesia melakukan kebijakan reformasi usaha sebanyak lima sektor sedangkan China sebanyak delapan sektor dari 25 negara yang terlibat.

Baca Juga

Berdasarkan catatan Bank Dunia, keseluruhan negara tersebut melakukan reformasi usaha yang cukup signifikan. “Dari lima reformasi usaha yang dilakukan di Indonesia, ada efisiensi waktu perizinan yang terjadi,” kata Maksym melalui konferensi video, di Kantor World Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (25/10).

Bank Dunia merilis laporan tahun ini dengan memperhitungkan 10 aspek utama penentuan peringkat kemudahan berbisnis. Reformasi kebijakan yang paling aktif dilakukan selama laporan ini disusun berdasarkan aspek kemudahan memulai bisnis, izin konstruksi, akses terhadap kelistrikan, pembiayaan, dan pembayaran pajak.

Di kawasan Asia Timur dan Pasifik terdapat 33 reformasi kebijakan dalam berbisnis yang terjadi setahun terakhir. Meski standar kemudahan berbisnis secara global meningkat, kata Maksym, namun laju perubahan secara keseluruhan untuk kawasan ini melambat.

Mengacu catatan Bank Dunia, reformasi kebijakan di kawasan Asia Timur dan Pasifik mengalami penurunan sekitar 10 poin dibandingkan tahun lalu. Meski begitu, terdapat lima ekonomi negara yang menonjol dengan kinerja terbaik dalam lingkup global antara lain Singapura, China, Malaysia, Taiwan, dan Thailand.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement