Jumat 25 Oct 2019 13:57 WIB

Palembang Dikepung 1.700 Titik Panas

Jumlah titik panas ini menjadi yang tertinggi di 2019.

Kapal tradisional melintas diperairan sungai musi yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (23/10/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kapal tradisional melintas diperairan sungai musi yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dikepung 1.700 titik panas selama 24 jam terakhir. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, titik panas ini menjadi yang tertinggi selama 2019.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel, Ansori mengatakan, dari 1.700 titik panas tersebut sebanyak 800 titik di antaranya ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). "Ini yang memang kami khawatirkan, jika kebakaran terjadi di lahan gambut maka persebaran dan intensitas api terjadi cukup lama, di OKI itu lahan gambutnya memang luas," tambah Anshori, Jumat (25/10).

Baca Juga

Akibat kepungan titik panas tersebut, intensitas asap meningkat signifikan di beberapa wilayah terutama di Kota Palembang sejak Kamis sore (24/10). Hal ini membuat kualitas udara anjlok pada level berbahaya.

Mengantisipasi kepungan titik panas, lanjut Anshori, hari ini akan diadakan apel sekaligus pelepasan 1.000 personil gabungan untuk memadamkan api lewat darat "Personil gabungan itu dari unsur TNI, Polri, BPBD, dan OPD terkait juga diharapkan bantuan dari berbagai relawan yang ada di Sumsel," lanjutnya.

Sedangkan pemadaman lewat udara akan diterbangkan enam helikopter pembom air, yakni UP 815 (Cengal), VN 8426 (Cengal), RDPL 34230 (Cengal), UR CIO (Teluk Gelam), RDPL 34140 (SP. Padang), dan RDPL 34250 (SP. Padang). Penambahan personil pemadaman darat sangat diperlukan karena musim hujan belum merata terjadi di Sumsel, khususnya di Kabupaten OKI yang musim hujannya diprediksi melambat.

Sementara BPBD Sumsel juga mencatat sudah ada 174.528 hektar lahan yang terbakar sejak Januari 2019 hingga 15 Oktober 2019, luasan terbanyak berada di Kabupaten OKI yakni mencapai 83.212 hektar atau 47,68 persen dari seluruh karhutla di Sumsel.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement