REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kebakaran lahan kembali terjadi di Gunung Guntur, Kabupaten Garut. Api yang muncul sejak Kamis (24/10) masih terus menyala hingga Jumat (25/10) sore.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah V, Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Dody Arisandi mengatakan, kebakaran mulai terjadi sejak Kamis malam. Hingga saat ini, api masih belum bisa dipadamkan.
"Sedang dilakukan proses pemadaman di gunung guntur oleh petugas dan masyarakat. Teman-teman masih di lokasi," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (25/10).
Menurut dia, kebakaran kali ini merupakan yang kali pertama terjadi di puncak gunung dengan ketinggian 2.249 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, sejak musim kemarau tahun ini. Penyebab kebakaran juga belum dapat diketahui. Sebelumnya, kebakaran hanya terjadi di bagian pinggir, sehingga masih bisa ditangani cepat.
Akses dan medan yang berat menuju puncak, lanjut dia, membuat pemadaman terkendala, sehingga api belum bisa dimatikan. Namun, petugas dibantu TNI/Polri, Badan Penangguangan Bencana Daerah (BPBD), serta masyarakat setempat, masih berupaya memadamkan api.
Dody mengaku belum mengetahui secara pasti total lahan yang terbakar. "Nanti kita akan ukur setelah pemadaman selesai," kata dia
Akibat kebakaran ini, ia menegaskan, untuk sementara pendakian ke Gunung Guntur ditutup. Penutupan itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.
"Untuk sementara tidak boleh dulu pendakian ke Guntur. Belum tahu sampai kapan. Proses pemadaman masih dilakukan," kata dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan mengatakan, penutupan Gunung Guntur dari aktivitas pendakian juga disebabkan asap kebakaran bisa membahayakan pendaki. Angin yang besar dinilai dapat membuat api menyebar ke arah tempat kemah.
"Kami khawatir terjadi sesuatu kepada pendaki. Bisa menyebar ke camping ground kalau ada angin kencang. Kami juga masih berupaya memadamkan api," kata dia.
Selain Gunung Guntur, kebakaran lahan juga terjadi di Karacak, Gunung Cikuray, Gunung Haruman, dan Gunung Putri, dalam waktu aepekan. Selain lima gunung, terdapat tiga hutan yang terbakar.
BPBD belum mendata total luas lahan yang terbakar sebab petugas masih fokus memadamkan api. Namun ia memperkirakan rata-rata kebakaran menghanguskan empat hingga lima hektare lahan.
Menurut dia, penyebab kebakaran diperkirakan lantaran cuaca yang panas. Suhu di Garut saat ini bisa mencapai 29 sampai 32 derajat celcius. Padahal biasanya hanya di kisaran 23 derajat celcius.