REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Jumlah warga Purbalingga yang terjun di sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), tergolong cukup besar. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyebutkan, hampir sepertiga dari total jumlah penduduk di wilayahnya menopang penghasilan keluarganya dengan bekerja di sektor UMKM.
"Ini jumlah yang besar dan harus mendapat perhatian kita bersama. Secara tidak langsung, sektor ini telah menjadi salah satu solusi mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan di Purbalingga," kata Dyah, Jumat (25/10).
Untuk membantu sektor UMKM, dia menyatakan Pemkab telah melaksanakan berbagai kegiatan. Selain rutin memberikan pelatihan, Pemkab juga telah meluncurkan program bantuan permodalan bernama kredit Mawar (Melawan Rentenir).
Melalui program kredit ini, kalangan UMKM bisa mengajukan pinjaman tanpa agunan dan dengan tingkat bunga yang rendah. "Dalam program ini, kita menyiapkan modal sebesar Rp 1 miliar yang bisa dimanfaatkan oleh kalangan UMKM. Penyaluran kreditnya dilakukan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Artha Perwira Purbalingga," katanya.
Untuk tahap pertama, UMKM bisa mengajukan pinjaman melalui skema Kredit Mawar sebesar Rp 2,5 juta. Jika pembayaran angsuran berjalan lancar, maka dalam pengajuan kredit selanjutnya bisa mencapai Rp 15 juta.
Selain membantu masalah permodalan, Dyah menyatakan, Pemkab juga membantu masalah pemasaran produk UMKM agar omzet penjualan bisa meningkat. Hal ini antara lain dilakukan dengan meluncurkan program Tuka-Tuku Purbalingga melalui kerja sama dengan perusahaan start up.
Terkait dengan pembangunan Bandara Soedirman yang saat ini sedang dilaksanakan, Dyah berharap kalangan UMKM bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik. "Kabupaten atau kota yang memiliki bandara, biasanya akan menjadi kabupaten yang maju dan berkembang. Hal ini karena kalangan UMKM bisa memanfaatkan keberadaan bandara tersebut untuk meningkatkan pemasaran produknya," ujarnya.