PASIRJAMBU, AYOBANDUNG.COM -- BMKG akan melakukan pemasangan sensor pendeteksi gempa di seluruh Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kejadian gempa dan tsunami Aceh pada 2004 membuat Indonesia sadar pentingnya peringatan dini terhadap bencana yang ditimbulkan gempa. Pada 2004, atau saat gempa dan tsunami menerjang Aceh, di seluruh Nusantara hanya terpasang 20 alat pendeteksi gempa yang bekerja.
AYO BACA : BMKG Pasang Sensor Deteksi Gempa di Pasirjambu
"Setelah itu, Indonesia membangun peringatan dini tsunami dan sistem informasi gempa bumi menggunakan komputer modeling," tutur Dwikorita selepas meresmikan pemasangan alat pendeteksi gempa di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jumat (25/10).
Hingga 2008, terpasang 174 sensor pendeteksi gempa di seluruh tanah air. Jumlah tersebut terus ditingkatkan karena wilayah Indonesia merupakan daerah dengan tingkat kerawanan gempa tinggi.
Dengan begitu, tahun ini 194 sensor dipasang dan tahun depan direncanakan dipasang 150 sensor.
AYO BACA : Indonesia Tsunami Early Warning System Masuki Babak Baru
Dwikorita menjelaskan, pemasangan sensor pendeteksi gempa dilakukan untuk peningkatan kecepatan perhitungan dan akurasi magnitudo gempa yang terjadi.
"Pertimbangannya untuk meningkatkan kerapatan jaringan sensor. Dengan sensor yang rapat, data yang dihasilkan akan lebih banyak, sehingga akan lebih akurat," ujarnya.
Dia mencontohkan, dengan kerapatan sensor pendetiksi gempa, ketika terjadi gempa, BMKG bisa mendapat data lebih akurat baik itu besaran magnitudo, kedalaman gempa, sampai titik pusat gempa.
Bahkan, jika gempa terjadi di dasar laut, pihaknya bisa sesegera mungkin mendapat informasi potensi tsunami sampai prakiraan gelombamg tsunami tiba di bibir pantai.
AYO BACA : Gempa Pangandaran Kamis Sore, BBMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan