REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hestiadi menyarankan agar Menteri BUMN Erick Thohir fokus dalam pemetaan masalah pada 100 hari pertama menjabat. Terutama masalah manajemen di sejumlah perushaan pelat merah yang merugi.
"Untuk bisa bangkitkan BUMN kita, harus fokus dulu pemetaan masalah pada 100 hari pertama," kata Fithra ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Jumat (25/10).
Fithra menjelaskan, pemetaan masalah menjadi keharusan lantaran Erick Thohir mwmbawahi 142 BUMN dengan total aset Rp 8.092 triliun. Terlebih dengan kondisi saat ini, di mana terdapat sejumlah BUMN yang merugi. Salah satu contohnya adalah maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, PT Garuda Indonesia.
"Itu lantaran salah manajemen selama periode kemarin. Padahal captive market-nya cukup besar," ujar Fithra.
Jika Erick Thohir berhasil membuat pemetaan masalah yang mumupuni, lanjut Fithra, maka kebijakan yang diambil bisa tepat sasaran. "Karena intervesi tanpa tau masalahnya ini kan jadi kontraproduktif juga," katanya.
Fithra sendiri mengaku yakin dengan kemampuan seorang Erick Thohir untuk menahkodai Kementerian BUMN. Sebab, Erick adalah seorang pengusaha sukses yang sudah puluhan tahun mengurus banyak perusahaan.
Terlebih, dengan ditunjuknya dua wakil menteri dari kalangan profesional untuk mendapinginya. BUMN pun diharapkan bisa merambah pasar global.
Erick Thohir dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi menteri dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju pada Rabu (23/10) lalu. Hari ini, Presiden Jokowi juga telah melantik dua orang wakil menteri BUMN, yakni Budi Gunadi Sadikin (Dirut Inalum) dan Kartika Wirjoatmodjo (Dirut Bank Mandiri).