REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI— Upaya penguatan bidang keagaman terus dilakukan Pemerintah Kota Sukabumi. Salah satunya dengan teru menggencarkan serakan shalat Shubuh berjamaah yang digaungkan dalam rangka meraih keberkahan sebuah kota.
Kegiatan tersebut juga dilakukan untuk mempererat tali silaturahim antara warga dan aparat pemerintah kota. Pada Jumat (25/10), gerakan shalat Shubuh berjamaah di Masjid Agung Kota Sukabumi ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi Chalik Mawardi.
‘’Sudah setahun berjalan, gerakan ini akan terus dipertahankan dan ditingkatkan,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Gerakan ini menjadi masif dan didorong oleh aparatur.
Fahmi meyakini Allah SWT tidak mungkin memberikan kebaikan dan keberkahan kalau manusia tidak berusaha melakukan proses pendekatan kepada Allah SWT. Selain itu cara mempercepat proses pembangunan yakni mendekat kepada Allah diantaranya dengan menjadikan shalat Shubuh sebuah gerakan massif sehingga tumbuh keberkahan.
Dalam momen ini juga Wali Kota menyampaikan sejumlah informasi yang tengah hangat di masyarakat. Misalnya proses pelantikan Presiden dan Wakil Presiden beberapa hari lalu berjalan aman. Harapannya pelaksanaan pembangunan lima tahun ke depan bisa dilaksanakan dengan baik.
Termasuk program pembangunan di Sukabumi seperti jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), rel ganda kereta Sukabumi-Bogor, dan bandara Sukabumi. Jika tuntas dibangun akan berdampak positif pada Kota Sukabumi dan targetnya Indonesia semakin kuat, kokoh, dan melesat memberikan kesejahteraan bagi warga.
Di sisi lain wali kota menyampaikan saat ini tengah digelar MTQ tingkat kota di Kecamatan Lembursitu dan penutupan MTQ pada Jumat. Fahmi mengatakan MTQ menjadi ajang syiar agama dan Islam serta menjadi kebanggaan bagi umat Islam dengan adanya MTQ dan doakan regenerasi alim ulama Sukabumi melalui kegiatan itu.
Wali Kota juga menekan kewaspadaan menghadapi potensi kebakaran yang kini naik lagi kasusnya. Apalagi dalam rentang Januari hingga Oktober 2019 tercatat sebanyak 155 bencana dan sekitar 47 persen kebakaran.