REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Grand Mosque adalah masjid terluas dan masjid utama di Kuwait. Masjid ini pun menjadi salah satu landmark negara Kuwait. Ia terletak di Arabian Gulf Road berseberangan dengan Seif Palace di sebelah selatan dan bursa efek Kuwait di sebelah utara.
Grand Mosque berdiri di atas lahan seluas 45 ribu meter persegi dengan luas bangunan 20 ribu meter persegi. Masjid ini bisa menampung ratusan ribu jamaah, terutama saat shalat Jumat dan shalat sunah di dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha. Masjid ini juga dilengkapi dengan areal parkir yang sangat luas, terdiri hingga lima tingkat. Tempat parkir tersebut mampu menampung 550 mobil.
Dibangun pada masa pemerintahan Syekh Jabber Al Ahmed Al Sabah, masjid ini tampil dengan corak arsitektur Andalusia yang sangat kental. Menara, pilar, dan langit-langit dibuat dari beton. Sementara, bagian luarnya dilapisi marmer dan batu alam berkualitas tinggi.
Mihrab berbentuk setengah lingkaran yang dirancang dengan memperhitungkan akustik mihrab agar dapat menyebarkan suara dengan baik ke seluruh ruangan shalat. Areal mihrab ditutup dengan keramik asfahani dari Iran dan marmer yang didatangkan dari Italia. Sedangkan, bagian atasnya dilapisi marmer Maroko dengan pola geometris berwarna cerah.
Kubahnya berdiameter 26 meter dan tinggi 43 meter. Kubah ini termasuk kubah terbesar di dunia. Didekorasi dengan kaligrafi Asmaulhusna, kubah juga difungsikan untuk melancarkan sirkulasi udara dan menjadi saluran masuknya cahaya.
Selain lewat kubah, cahaya matahari juga masuk melalui jendela kaca yang seluruhnya berjumlah 144 buah. Terdapat pula 21 pintu yang terbuat dari al-saq atau kayu jati yang diukir dengan kaligrafi indah oleh pengukir asal India. Masjid ini juga memiliki sembilan air mancur dan tiga air terjun yang menumbuhkan rasa nyaman dan segar.
Meski berada di negeri Timur Tengah nan gersang, masjid ini tak ingin larut dalam nuansa seperti itu. Maka, muncullah kesan asri dan hijau yang hadir dari sejumlah taman di sekeliling masjid. Taman-taman itu tampak hijau oleh tanaman palem dan bunga-bungaan.
Di masjid ini, juga terdapat ruangan khusus untuk kepala negara Kuwait. Hall Amir, demikian nama ruangan itu. Ruangan itu dikunjungi oleh kepala negara Kuwait saat diselenggarakannya shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Setelah menunaikan shalat Id bersama seluruh jamaah, sang kepala negara biasanya menuju Hall Amir untuk bersilaturahim dengan para tamunya. Ruangan ini didesain khusus. Kaligrafi yang menghiasi ruangan ini diukir dengan sangat apik dan dikerjakan selama dua tahun.