Sabtu 26 Oct 2019 16:04 WIB

AS akan Larang Penerbangan ke Kuba

Larangan diberlakukan pada 10 Desember mendatang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Warga di Havana, Kuba.
Foto: Reuters/Stringer
Warga di Havana, Kuba.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan melarang maskapai penerbangan melakukan perjalanan ke semua bandara di Kuba, kecuali Havana. Larangan diberlakukan pada 10 Desember mendatang.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (25/10), Departemen Perhubungan AS mengatakan langkah itu diambil atas permintaan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. “(Tujuan larangan) melanjutkan kebijakan pemerintah memperkuat konsekuensi ekonomi kepada Pemerintah Kuba atas penindasan berkelanjutan terhadap rakyat Kuba serta dukungannya kepada (Presiden) Nicolas Maduro di Venezuela,” katanya.

Baca Juga

Dengan larangan tersebut, maskapai penerbangan AS dilarang membuka rute perjalanan ke delapan bandara di Kuba. Mereka hanya diperkenankan melakukan penerbangan ke Havana. Namun larangan itu tak berlaku bagi penerbangan carter.

Beberapa maskapai AS telah merespons keputusan Departemen Perhubungan AS. American Airlines, misalnya, mengatakan akan meninjau pengumuman larangan terbang itu dan terus mematuhi hukum federal, termasuk memperbarui kebijakan serta prosedurnya mengenai perjalanan ke Kuba sebagaimana diperlukan.

Maskapai Jet Blue mengatakan akan beroperasi dengan kepatuhan penuh terhadap kebijakan larangan terbang ke Kuba. “Kami mulai bekerja dengan berbagai mitra pemerintah dan komersial kami untuk memahami dampak penuh dari perubahan ini pada pelanggan dan operasi kami,” ucapnya.

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez mengecam keputusan AS. Dia menegaskan sanksi tidak akan memaksa Kuba untuk membuat konsesi terhadap tuntutan Washington.

Tahun lalu, terdapat sekitar 500 ribu warga Amerika-Kuba yang melakukan perjalanan ke Kuba. Larangan terbang diberlakukan AS sebelum perayaan Natal dan tahun baru, yakni ketika banyak warga Amerika-Kuba biasanya melakukan perjalanan ke Kuba untuk berkumpul dengan keluarganya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement