Sabtu 26 Oct 2019 21:55 WIB

AS Bantah Gunakan Visa Sebagai 'Senjata'

Pejabat badan antariksa China absen mengikuti konferensi karena visa terlambat.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Morgan Ortagus.
Foto: AP/Andrew Harnik
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Morgan Ortagus.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) membantah tuduhan China bahwa terselip motif politik di balik terlambatnya visa milik pejabat senior luar angkasa Beijing untuk menghadiri pembukaan konferensi internasional di Washington pekan ini.

Wakil Pimpinan Badan Antariksa Nasional China Wu Yanhua merupakan satu-satunya pejabat yang absen dalam panel International Astronautical Congress (IAC) pada Senin lalu. Pertemuan tersebut turut dihadiri kepala badan antariksa dari Jerman, Rusia, India, Amerika Serikat, Prancis, serta Jepang.

Baca Juga

Wu hadir dalam konferensi pada Jumat, hari terakhir, setelah mendapatkan visa. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, Rabu lalu, menuturkan AS menjadikan visa sebagai senjata. Dia juga mengatakan AS berulangkali mengabaikan tanggung jawab internasional dan menghalangi pertukaran dan kerja sama internasional.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus mengatakan AS menolak karakterisasi tak berdasar dari Kementerian Luar Negeri China atas kebijakan visa AS terhadap China. Ia menambahkan mempersoalkan kasus visa perseorangan dilarang oleh undang-undang.

"Dalam semua penyelesaian visa kami, kami berkomitmen memastikan keamanan nasional sambil juga memfasilitasi perjalanan yang sah," katanya.

Percekcokan atas visa tersebut merupakan sengketa terbaru antara Beijing dan Washington, yang sudah terperangkap dalam sengketa dagang yang sengit. Mereka juga sudah lama berbeda pandangan soal isu HAM, sengketa Laut China Selatan dan Taiwan yang diklaim oleh China.

Moderator panel pada Senin mengatakan ketidakhadiran Wu dikarenakan masalah penjadwalan. Juru bicara konferensi mengonfirmasi Wu tiba di AS untuk hadir. Juru bicara China mengatakan pada Rabu China merupakan pesertapenting dalam kongres tersebut dan mengutus delegasi setiap tahun.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement