REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengembangkan pembibitan ayam kampung dan menghasilkan bibit ayam atau Day Old Chicken (DOC). Kedepannya, bibit anak ayam kampung tidak perlu lagi tergantung pasokan dari Pulau Jawa.
"Saya berharap ke depan ada industri pembibitan ayam kampung di Makassar, sehingga tidak selalu tergantung dari Pulau Jawa yang dapat mengakibatkan biaya menjadi mahal karena distribusi," ucap SYL saat melakukan kunjungan kerja di Balai Diklat Universitas Muhammadiyah (Unismu), Makassar, Sabtu (26/10).
Dalam kunjungan kerja pertama tersebut, Mentan SYL didampingi oleh para pejabat eselon I terkait, termasuk Sekretaris Jenderal Momon Rusmono, Inspektur Jenderal Justan R. Siahaan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita, Kabadan Litbang Pertanian Fajri Djufry, Kabadan Karantina Ali Jamil, serta beberapa pejabat eselon II lingkup Kementerian Pertanian.
Mentan SYL secara khusus berpesan kepada Dirjen PKH untuk memastikan bidang peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia dalam kondisi aman. "Kedepan saya ingin mendengar berapa populasi tenak yang sudah dihasilkan atau sudah lahir, dan berapa industri pakan yang diciptakan," tambahnya.
Agribisnis peternakan ayam kampung dan industri pakan ternak yang dikembangkan Unismu ini ditujukan untuk mendidik dan melatih para peternak, serta mengembangkan sektor agribisnis yang dapat memperkuat ketahanan pangan nasional. Kegiatan agribisnis ini berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Pada tahun ini, ditargetkan produksi DOC dapat mencapai 2 juta ekor, dan ayam siap potong sebanyak 2,4 juta ekor per tahun, bahkan tahun berikutnya target tersebut bisa meningkat 100 persen hingga 8,8 juta ekor per tahun.
Sebagai informasi sebelumnya, SYL juga memberikan kuliah umum pada acara Stadium General di Universitas Muhammadiyah (Unismu) Makassar yang dihadiri ribuan mahasiswa. Dalam kuliah umumnya, SYL mengajak mahasiswa berkomitmen dan semangat untuk terus belajar menjadi kunci paling penting dalam meraih kesuksesan. Kegiatan belajar tidak sebatas di kampus, tapi juga melalui jaringan pertemanan.
Untuk menyukseskan pembangunan pertanian, SYL menyebutkan peralatan modern saja tak cukup. Para pelaku pertanian pun disebutnya harus memiliki kemampuan adaptasi yang baik.
“Startup jadi bagian penting di masa depan. Kalau kau tidak mampu dalam kehidupan digital, maka tunggu saja kematianmu. Mulai sekarang bangun networkmu,” tandas SYL.
Saat ini peternakan ayam kampung milik Kampus Unismu ini memproduksi DOC dan daging ayam segar dengan kapasitas 100 ribu ekor. Selain itu, Unismu mengembangkan produksi jagung industri 3.200 ton per tahun, budidaya jagung 20 ribu hektare per musim tanam atau 240 ribu ton per tahun (asumsi panen 2x setahun). Pemasaran komoditas ini difokuskan kebutuhan dalam negeri, dan kedepan dimungkinkan akan melakukan ekspor.