REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelantikan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI menjadi perbincangan publik. Ada pihak yang menilai secara sinis sebelum melihat program dan kinerja menteri tersebut.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Najih Prastiyo menanggapi polemik tersebut. Menurutnya, masyarakat dan para elite negara sebaiknya tidak menghakimi seorang menteri sebelum mendengarkan dan melihat kinerjanya secara pasti.
"Tidak perlu menyesali pilihan presiden atas Nadiem menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan, sebaiknya bangsa Indonesia memberikan pandangan positif," kata Najih melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Sabtu (26/10) malam.
Najih menyampaikan, jika pemilihan kabinet tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat secara umum, maka sebaiknya menyuarakan dengan cara-cara yang santun tanpa perlu menghakimi.
Najih juga berpesan kepada warga Muhammadiyah agar tetap sabar dan terus membantu peran mencerdaskan kehidupan bangsa dengan amal usaha pendidikan yang jumlahnya ribuan. Tanpa harus berharap berlebihan untuk menguasai dan memperoleh posisi menteri bidang pendidikan. "Sebagaimana ayahanda Haedar Nahsir ungkapkan, beri kesempatan dan Muhammadiyah akan terus berbuat yang terbaik untuk negara," ujarnya.
Najih juga menanggapi pernyataan Fahmi Salim yang dimuat di beberapa media online. Fahmi mengungkapkan Muhammadiyah kecewa atas dipilihnya Nadiem menjadi mendikbud. Ketua Umum DPP IMM menduga itu pernyataan Fahmi bersifat pribadi. "Saya kira itu resmi pendapat pribadinya (Fahmi Salim bukan suara yang mewakili Muhammadiyah)," ujarnya.
Najih mengajak semuanya untuk mendukung sepenuhnya kabinet baru yang dibentuk oleh Presiden RI Joko Widodo. "Semoga bangsa ini dapat mengedepankan budaya saling merangkul dan berkontribusi nyata untuk bangsa dan negara."