REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS – Hingga menjelang akhir Oktober 2019 ini, petugas BPBD di wilayah eks Karesidenan Banyumas masih harus bekerja keras melakukan droping air. Hujan yang diperkirakan sudah turun merata di seluruh wilayah Oktober ini, ternyata hingga saat ini masih sangat jarang.
''Hujan masih sangat sulit turun. Hal ini menyebabkan petugas kami harus bekerja lebih keras karena desa-desa yang mengajukan permohonan air bersih semakin banyak,'' jelas Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Ariono Poerwanto, Ahad (27/10).
Dia menyebutkan, dampak kekeringan di wilayah Banyumas saat ini sudah semakin merata. Dari 27 kecamatan yang ada di wilayah Banyumas, ada 20 kecamatan yang desanya mengalami kesulitan air bersih. ''Seluruhnya, ada 88 desa yang sevara berjala harus kami kirimi bantuan air bersih,'' jelasnya.
Sedangkan wilayah kecamatan yang desanya cukup banyak mengalami kekeringan, ada sebanyak lima kecamatan. Antara lain, Kecamatan Sumpiuh sebanyak 11 desa, Kecamatan Karanglewas sebanyak enam desa, Kecamatan Purwojati sebanyak tujuh desa, Kecamatan Cilongok sebanyak delapan desa, dan Kecamatan Tambak sebanyak delapan desa.
Dengan keterbatasan armada, Ariono menyebutkan, frekuensi pengiriman air bersih ke desa-desa terdampak, menjadi semakin lama. Yg biasanya, bisa dikirim dua hari sekali, akhirnya menjadi tiga hari sekali. ''Untuk itu pun, petugas kami sudah bekerja sangat keras. Seringkali, petugas kami berangkat pagi, dan pulangnya baru dini hari,'' katanya.
Dia menyebutkan, sejak awal kemarau hingga saat ini, BPBD sudah menyalurkan air bersih sebanyak 2.096 tangki. Masing-masing tangki berkapasitas 5.000 liter. Sedangkan jumlah keluarga yang terlayani, sebanyak 20.361 KK.
Kondisi makin meluasnya dampak kekeringan, juga terjadi di Kabupaten Banjarnegara. Kepala Pelaksana BPBD
Banjarnegara, Arief Rahman, menyebutkan hingga saat ini sudah ada 41 desa di 11 kecamatan yang warganya kesulitan mendapat air bersih.
''Dengan banyaknya desa yang terdampak kekeringan, petugas kami harus bekerja keras untuk mengirimkan air bersih. Dalam sehari, paling tidak harus mengirim air bersih sebanyak 18 rit atau ada 5 desa yang terlayani,'' jelasnya.
Dia menyebutkan, total pengiriman air bersih oleh BPBD ke desa-desa kekeringan hingga saat ini sudah mencapai 1.184 tangki atau setara 5.920.000 liter. Bantuan air bersih tersebut, disalurkan pada 6.439 keluarga atau 27.788 jiwa.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Banjarnegara, Andri Sulistyo, menyebutkan jumlah desa yang terdampak kekeringan tahun ini, sudah melebihi data yang diperoleh dari hasil pemetaan daerah rawan kekeringan.
''Dari hasil pemetaan, kami hanya mencatat ada 35 desa yang rawan kekeringan. Namun pada kemarau tahun ini, sudah ada 41 desa yang terdampak kekeringan,'' jelasnya.