Ahad 27 Oct 2019 18:44 WIB

Museum Rasulullah Perkenalkan Misi Rahmatan Lil Alamin

Museum merupakan langkah strategis menyambung mata rantai sejarah Nabi Muhammad.

 Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir menerima kunjungan Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komjen Pol (Purn)  Syafruddin, Ahad (27/10).
Foto: muhammadiyah
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir menerima kunjungan Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komjen Pol (Purn) Syafruddin, Ahad (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir berharap pembangunan museum Rasulullah yang akan dibangun di Indonesia, akan menjadi sarana untuk memperkenalkan sejarah Rasulullah sebagai nabi akhir zaman. Terutama Nabi Muhammad sebagai pembawa misi rahmatan lil alamin atau rahmat bagi semesta.

"Anak-anak millenial juga perlu dikenalkan perjalanan hidup Rasullullah yang kaya sejarah dan menjadi nabi di akhir zaman yang membawa misi rahmatan lil alamin," ujar Haedar Nasir usai menerima kunjungan Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komjen Pol (Purn)  Syafruddin, Ahad (27/10).

Baca Juga

Menurut Haedar Nasir, pembangunan museum merupakan satu langkah strategis dan sekaligus menyambung mata rantai sejarah Nabi Muhammad dalam rangla pembangun peradaban Islam ke depan. Haedar Nasir menyambut baik rencana Dewan Masjid Indonesia untuk membangun museum Rasulullah di Cimanggis Depok.

"Jadi apa yang dilakukan DMI untuk membangun Museum sejarah Rasulullah, merupakan langkah yang sangat penting untuk Indonesia. Sebab, negeri yang memiliki penduduk mayoritas muslim punya dimensi kesejarahan yang perlu terus disambung, terutama buat generasi muda dan generasi millenial," ujar Haedar Nasir usai pertemuan.

Wakil Ketua Umum DMI Syafruddin melakukan safari dengan ormas Islam dan tokoh-tokoh Islam untuk memberikan informasi mengenai rencana pembangunan Museum Sejarah Nabi Muhammad. Sebelumnya, pada hari Jumat lalu (25/10) Syafruddin sudah menemui Ketua Umum PBNU kh. Aqil Siradj yang menyambut baik rencana Dewan Masjid Indonesia untuk membangun museum Rasulullah di Cimanggis Depok.

Syafruddin juga akan bertemu dengan tokoh-tokoh agama nonmuslim lainnya karena museum tersebut juga akan menonjolkan sisi humanis Nabi Muhammad SAW dan bagaimana kehidupan Nabi Muhammad SAW tentang toleransi antar umat beragama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement