REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kesabaran mempunyai arti penting dalam menghadapi pelbagai musibah. Keluhan, rasa sakit, dan segala ketidak nyamanan akan berganti dengan perasaan lapang. Prasangka buruk, waswas, dan perasaan gelisah akan hilang digantikan oleh ketenangan.
Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata, Sabar yang dipuji ada beberapa macam.
Pertama, sabar di atas ketaatan kepada Allah `azza wa jalla. Kedua, sabar dalam menjauhi kemaksiatan kepada Allah `azza wa jalla. Ketiga, sabar dalam menanggung takdir yang terasa menyakitkan. Sabar dalam menja lan kan ketaatan dan sabar dalam men jauhi perkara yang diharamkan itu lebih utama daripada sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menya kitkan.
Dari Shuhaib, Rasulullah SAW bersabda, Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin, setiap perkara baik baginya dan hal ini tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika ia diberikan kesenangan, ia bersyukur dan hal ini baik baginya dan jika ia ditim pa musibah, ia pun bersabar dan hal ini baik baginya. (HR Muslim).
Dalam kitab al Minhaj Syarh Sahih Muslim, Ibnu Atha menuturkan, Sabar adalah menyikapi musibah dengan cara yang baik. Karena dengan sikap ter baiklah, segala perkara akan men jadi lebih baik. Yakinlah bahwa akan ada hikmah di balik segala musibah. Allah Maha Pemilik segala sesuatu mempunyai rencana setelah kejadian ini.
Rencana Allah memang indah, bukan? Namun, orang terkadang terlalu cepat menyimpulkan cobaan yang ada sebagai kepahitan hidup. Kemudian, disikapi dengan berkeluh kesah. Bahkan, berani menyimpulkan bahwa Allah tega menjerumuskan makhlukNya ke dalam kesusahan.
Sesungguhnya, ukuran dan kualitas iman seseorang di muka bumi, satu di antaranya bisa dibuktikan de ngan seberapa sabar menerima irama takdir Allah. Jika lulus dengan ujian kesabaran tersebut, tentu balasan Allah jauh lebih baik dan memuliakan siapa pun yang menerimanya dengan senang hati.
Seni hidup di dunia, sejatinya mampu bersabar dengan putaran tak dir Allah. Syukur kala kebahagiaan datang, syukur kala kepahitan menghampiri, adalah dua senjata orang beriman agar setiap langkah hidup menjadi ibadah, tidak dihadapi dengan menggerutu.
Terlebih lagi, menghindari perasaan buruk sangka kepada setiap ketentuan Allah. Tetaplah kita di jalan Allah meskipun kesulitan hidup datang. Ingat, rencana Allah itu sebaik dan sesempurna-sempurna rencana.