REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Wakil Menteri (Wamen) PUPR Wempi Wetipo menilai pembangunan Jembatan Hamadi-Holtekam merupakan salah satu komitmen dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun infrastruktur di Papua. Jokowi dijadwalkan meresmikan penggunaan Jembatan Hamadi-Holtekam pada Senin (28/10) hari ini.
"Sebenarnya ini adalah komitmen dari Presiden Jokowi untuk membantun infrastruktur di wilayah timur dan juga di wilayah barat," katanya ketika meninjau kesiapan untuk peresmian Jembatan Hamadi-Holtekam di Kota Jayapura, Papua, Ahad (27/10).
Untuk itu, mantan bupati Jayawijaya dua periode itu meminta kepada segenap warga Papua pada umumnya dan khususnya warga di Kota Jayapura untuk ikut serta menjaga kebersihannya. "Jangan ada yang coret-coret lagi atau berbuat hal yang kurang baik, ini adalah bentuk komitmen seorang presiden kepada kita," katanya menegaskan.
Menurut dia, mantan wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta itu sangat peduli dengan kemajuan pembangunan infrastruktur di Papua. Ia pun mengajak agar hal itu perlu diberikan apresiasi dalam bentuk menghargai dan menjaga bangunan yang telah dibuat tersebut.
"Presiden Jokowi tidak pernah setengah hati untuk membangun Papua, apalagi saya sebagai putra Papua yang diberikan kepercayaan menjadi Wamen PUPR untuk membantu tugas menteri, dan ini merupakan salah satu komitmen Presiden Jokowi," katanya.
Wempi mengatakan jembatan ini akan menjadi kebanggaan warga Papua dan harus dijaga kelestariannya. "Jangan buang sampah sembarangan di jembatan, tidak ludah pinang ditembok karena ini dicat, harus dijaga sehingga terlihat bersih dan asri," katanya mengimbau.
Wamen PUPR Wempi Wetipo ke Kota Jayapura untuk melihat lebih dekat Jembatan Hamadi-Holtekam yang dijadwalkan akan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Senin (28/10).
Namun, sebelumnya Wempi didampingi politisi PDIP Komarudin Watubun dan Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Papua Oesman Marbun dan sejumlah rombongan ke RS Provoita di Kota Jayapura, menjenguk staf PUPR dan pekejra PT Agung Mulia Iriana yang diadang dan diserang oleh kelompok tak dikenal.