REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menargetkan penentuan pimpinan komisi dalam alat kelengkapan dewan (AKD) dirampungkan pada pekan ini. Hal ini dilakukan agar fit and proper test untuk calon Kapolri dapat segera dilaksanakan.
"Ya targetnya minggu ini urusan komisi dan lain-lain itu sudah bisa kita lakukan dan kita selesaikan, dan tentu saja dengan pembentukan komisi bisa jadi segara ada mitra-mitra terkait kementerian lembaga," ujar Ketua DPR Puan Maharani di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/10).
Ia menjelaskan, jika pimpinan AKD telah terbentuk, komisi terkait akan segera menggelar rapat pimpinan dan rapat konsultasi terkait penunjukkan calon Kapolri. Setelah itu, barulah DPR melalui Komisi III akan melakukan fit and proper test kepada calon tunggal Kapolri, yaitu Komjen Idham Azis.
"Setelah semua mekanisme itu dilakukan, ya InshaAllah nama yang diusulkan menjabat sebagai Kapolri yang akan datang, kemudian akan bisa segera dilantik," ujar Puan.
Terkait penunjukkan Idham Azis sebagai calon tunggal Kapolri, Puan mengatakan bahwa itu merupakan hak dari Presiden Joko Widodo. Namun, ia melihat Kapolda Sulawesi Tengah itu memiliki pengalaman dan kemampuan yang baik untuk mengemban posisi Kapolri.
"Idham Azis kan punya track record yang sangat panjang, jadi sejauh ini InshaAllah tidak ada masalah," ujar Puan.
Diketahui, Idham Azis merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada 1988. Ia disebut mempunyai latar belakang karier yang mirip dengan mantsn Kapolri Jenderal Tito Karnavian, yakni di bidang anti-terorisme.
Ia pernah menjabat sebagai Kasat Jatantras Polda Metro Jaya, Kasat Reserse Polres Jakbar, Wakapolres Metro Jakbar, dan Kasubden Investigasi Densus 88/Antiteror Baresrim Polri. Serta, Kapolres Metro Jakbar Polda Metro Jaya (2009), Dir Reskrimum Polda Metro Jaya (2009-2010), Wakadensus 88 (2010-2013), Dirtipikor Bareskrim Polri (2013-2014), Kapolda Sulawesi Tengah.
Idham juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Saat ia tergabung dalam tim Bareskrim yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.