Senin 28 Oct 2019 12:46 WIB

Visi 5 Tahun Jokowi: Tingkatkan SDM Papua

Sebanyak 37 ribu mahasiswa Papua putus kuliah.

Rep: Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah) meninjau pasar khusus Mama Papua di Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Ahad (27/10/2019).
Foto: Antara/Thoyib
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah) meninjau pasar khusus Mama Papua di Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Ahad (27/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEGUNUNGAN ARFAK -- Presiden Joko Widodo melanjutkan rangkaian kunjungan di Papua dengan mendatangi Pegunungan Arfak, Papua Barat, Ahad (27/10). Dalam kunjungan itu, Presiden menjanjikan pembangunan sumber daya manusia (SDM) selain juga meneruskan pembangunan infrastruktur.

Presiden tiba di Bandara Snomeba, Kampung Irai, Distrik Anggi, pada pukul 09.37 WIT. Ia langsung disambut dengan tari tumbu tanah, tarian khas suku besar Arfak. Setelahnya, Presiden membuka sesi dialog dengan masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Jokowi menegaskan komitmennya untuk terus membangun infrastruktur di Papua Barat. Jokowi pun menyampaikan sesuai dengan visinya dalam lima tahun ke depan, pemerintah memberi porsi lebih pada pembangunan SDM.

"Pemerintah terus berkomitmen memajukan Papua, baik di bidang fisik maupun sumber daya manusia," ujar Presiden Jokowi, Ahad (27/10).

photo
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (ketiga kanan) menyapa warga saat meninjau pasar khusus Mama Papua di Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Ahad (27/10/2019).

Setelah berdialog dengan warga, Presiden Jokowi melanjutkan perjalan an dengan mengunjungi Pasar Irai dan kembali berbincang dengan pedagang. Presiden pun menyempatkan diri menyerap masukan dari masyarakat lokal.

"Tadi sudah disampaikan oleh Pak Bupati, Pak Gubernur, mengenai yang pertama, jalan antara Manok wari dan Pegunungan Arfak yang tadi Pak Bupati menyampaikan minta segera diselesaikan dan diaspal, maka kita segera selesaikan," kata Jokowi.

Pembangunan akses jalan antara Pegunungan Arfak dan Manokwari itu akan memudahkan transportasi orang dan distribusi barang, terutama produk-produk pertanian.

Menurut dia, Pegunungan Arfak memiliki potensi pa riwisata yang indah, seperti dua da nau, Anggi Giji dan Anggi Gida. "Juga pariwisata agar orang bisa berdatangan berbondong-bondong dari Manokwari dan dari provinsi lain dari seluruh Tanah Air melihat keindahan Danau Anggi yang ada di Pegunungan Arfak. Tadi saya sudah lihat dari atas, begitu sangat indahnya danau itu," ujar Jokowi.

photo
Presiden Joko Widodo (tengah) mengunjungi lapangan bola Irai di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat, Ahad, (27/10/2019).

Presiden juga berkomitmen untuk mengembangkan bandara dan sejumlah fasilitas publik lainnya di Pegunungan Arfak, seperti puskesmas, rumah sakit, dan pasar. "Saya akan berikan, tetapi mohon waktu paling tidak 2-3 tahun," ujar dia.

Kunjungan ke Kabupaten Arfak ini merupakan yang pertama kalinya bagi Presiden Joko Widodo setelah dilantik. Di Papua, nantinya Presiden mengunjungi Kota Sorong, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Wamena, juga ke Jayapura.

Dalam kunjungan ini, Presiden turut didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Plt Ka polri Komjen Ari Dono, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dan Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy.

Permintaan pengembangan SDM Papua memang dikemukakan berbagai tokoh di Papua. "Dibutuhkan juga Bidikmisi 100 persen bagi pemuda orang asli Papua yang sedang kuliah di berbagai perguruan tinggi swasta di Papua dan Papua Barat dalam upaya mewujudkan menjadi sumber daya manusia unggul Indonesia maju," kata Koordinator Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi XIV (LL Dikti) Kemendikbud Papua dan Papua Barat Dr Suriel S Mofu, kemarin.

Suriel Mofu menyebut, dari hasil pendataan LL Dikti Papua dan Papua Barat, pada tahun akademik 2019/2020 sebanyak 37 ribu mahasiswa orang asli Papua tidak dapat melanjutkan kuliah karena ketiadaan dana untuk membiayai pendidikan tinggi di 60 PTS. Mereka kesulitan membiayai pendidikan akibat kemampuan ekonomi orang tuanya yang berpendapatan di bawah Rp 1 juta per bulan.

photo
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan ke Pelabuhan Kaimana di sela-sela kunjungan kerja bersama Presiden Jokowi ke sejumlah Provinsi Papua dan Papua Barat, Ahad malam (27/10).

Ia mengatakan, jika pemberlakuan pemberian beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa di Papua dan Papua Barat disamaratakan menggunakan data umum dengan daerah lain di Indonesia maka kuotanya sangat kecil, berkisar 4,6 persen dari total 60 ribu mahasiswa. Minimnya jumlah beasiswa pendidikan Bidikmisi diterima mahasiswa Papua dan Papua Barat, menurut Suriel Mofu, dapat mengancam kelanjutan pendidikan tinggi generasi muda Papua.

"Saya sudah menyurati Presiden Joko Widodo melalui kementerian ter kait supaya memperhatikan kebijak an beasiswa pendidikan Bidikmisi khusus mahasiswa orang asli Papua 100 persen," kata mantan rektor Universitas Papua Manokwari itu.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sebelumnya menyatakan, Presiden Jokowi sejak awal ingin segera ber kun jung ke Papua setelah terjadi ke rusuhan di Jayapura dan Wamena sepanjang Agustus hingga September lalu.

"Mengingat situasinya belum kondusif, kami menyarankan agar beliau menunggu hingga situasinya benar-benar kondusif. Agar bisa kondusif maka diperlukan langkah-langkah perkuatan pengamanan, penegakan hukum, rekonsiliasi, dan lain-lain yang harus dilakukan," ujar Tito di Mimika, akhir pekan ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement