REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kematian pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi menandai kematian salah satu pemimpin kelompok militan yang paling aktif secara brutal di zaman modern. Dia memimpin puluhan ribu pejuang dari seluruh dunia dan mencoba mendapatkan wilayah teritorialnya sendiri.
Al-Baghdadi awalanya memutuskan bergabung dalam memimpin divisi Irak Alqaidah. Dia pun akhirnya memilih memisahkan diri untuk membentuk ISIS.
Pada Juli 2014, tidak lama setelah ISIS mendirikan sebuah kekhalifahan di Irak dan Suriah, al-Baghdadi menyampaikan khotbah dari sebuah masjid di kota Mosul yang direbut Irak. Tampil tanpa kedok untuk pertama kalinya, dia menyatakan dirinya sebagai khalifah, sebutan pemimpin politik dan agama komunitas Muslim global.
Kelompok ini telah mengklaim bertanggung jawab atas atau menginspirasi serangan di puluhan kota berbagai negera, termasuk Paris, Nice, Orlando, Manchester, London dan Berlin, Turki, Iran, Arab Saudi, dan Mesir. Namun, pada 2017 ISIS kehilangan kendali atas Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah dan dengan cepat setelah itu hampir semua wilayahnya sehingga mengubah al-Baghdadi menjadi buronan.
Beberapa peristiwa besar di seluruh dunia yang diklaim oleh ISIS selama kurun waktu 2014 hingga 2019 mencapai 3.588 korban meninggal dunia. Sejak Juni 2014, serangan dilakukan di Tikrit, Irak dengan korban 1.700 orang.
Bangunan yang runtuh akibat bom di Karrada, Baghdad, Irak. ISIS mengklaim ada di balik serangan ini.
Kemudian, Maret 2015, 22 orang meninggal di Bardo Museum, Tunisia, Juni sebanyak 38 korban Tunisia, November sebanyak 43 meninggal karena bom di Beirut dan Lebanon. Di bulan yang sama 130 orang di Paris, Prancis.
Sedangkan pada 2016, ISIS mengklaim melakukan serangan pada Maret di Brussels, Belgia yang menelan korban 32 orang, dan bulan Juni sebanyak 49 orang meninggal di Orlando, Florida. Sedangkan Juli terjadi tiga kali peristiwa di Baghdad, Irak dengan pengeboman yang menelan 325 orang, di Nice, Prancis serangan membunuh 86 orang, dan bom bunuh diri di Kabul, Afganistan membunuh 80 orang.
Pada Agustus di tahun yang sama, ISIS mengklaim melakukan bom bunuh diri di Gaziantep, Turki yang meenewaskan 57 orang. Sedangkan di Oktober sebanyak 61 orang meninggal di Quetta, Pakistan.
Pada 2017, ISIS hanya mengklaim satu peristiwa di al-Rawda, Mesir dalam serangan di masjid yang mengambil korban 311 orang. Kemudian, di 2018 terjadi dua peristiwa di Juli, yakni bom bunuh diri di Pakistan dengan korban 149 orang dan As-Suwayda, Suriah, terjadi serangan yang membunuh 246 orang.
Sedangkan tahun ini, ISIS mengklaim atas enam bom bunuh diri di Sri Lanka pada April. Peristiwa ini menelan korban hingga 259 jiwa.