Senin 28 Oct 2019 15:16 WIB

Susi Susanti: Love All, Tontonan Pas di Hari Sumpah Pemuda

Susi Susanti: Love All jadi film biopik yang membangkitkan semangat nasionalisme.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Aktris Laura Basuki (kiri) dan Aktor Dion Wioko berpose saat menghadiri konferensi pers film Susi Susanti di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Aktris Laura Basuki (kiri) dan Aktor Dion Wioko berpose saat menghadiri konferensi pers film Susi Susanti di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Susi Susanti: Love All yang sedang tayang di bioskop sangat pas menjadi tontonan di hari Sumpah Pemuda. Sinema biopik olahraga tentang atlet badminton Susi Susanti itu sangat menginspirasi dan membangkitkan semangat nasionalisme.

Film mengisahkan perjalanan Susi (Laura Basuki) menjadi salah satu atlet paling dicintai di Indonesia. Dengan bimbingan pelatihnya, Liang Chiu Sia, serta janji kepada sang ayah, Susi berhasil meraih prestasi di kancah nasional dan internasional.

Baca Juga

Durasi satu jam 36 menit memampatkan lini masa kehidupan Susi sejak belia hingga dewasa. Film layar lebar debut sutradara Sim F ini menampilkan masa kecil Susi di Tasikmalaya, berlanjut saat dia masuk ke PB Jaya, hingga Pelatnas PBSI.

Tidak melulu soal ceritanya sebagai atlet, film pun menghadirkan konflik mengenai status kewarganegaraan Susi yang "dihambat" negara. Pada masa itu, masyarakat Indonesia pun masih memandang sebelah mata warga beretnis Tionghoa.

photo
Mantan Atlet Bulu Tangkis nasional Susi Susanti menghadiri konferensi pers film Susi Susanti di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Susi menunjukkan bahwa dirinya tetap cinta dan setia kepada Indonesia, bahkan di tengah tekanan dari segala sisi. Keteguhan sikap Susi membela tanah air dengan mengharumkan nama bangsa lewat aksinya di lapangan sangat mengharukan disimak.

Sinema merangkum cinta Susi kepada Tuhan, keluarga, bulutangkis, pasangan hidup, dan Indonesia. Deretan atlet lain pun hadir dalam film, seperti Ardy B Wiranata, Hermawan Susanto, Sarwendah, Alan Budikusuma, juga pelatih legendaris Tong Sin Fu dan Liang Chu Sia.

Bagaimana Sim mengemas setiap laga Susi di lapangan patut diacungi jempol, terutama pada Olimpiade Barcelona 1992 yang bersejarah. Bukan sekadar teknik dan keindahan bermain Susi, tetapi juga pergulatan batin dan ketakutan sang atlet.

Tidak berlebihan jika film ini disebut bisa menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Film merupakan kolaborasi Time International Films, Damn I Love Indonesia Movies, Oreima Films, East West Synergy, dan Melon Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement