Senin 28 Oct 2019 16:25 WIB

Indonesia tak Anggap Remeh Kabar Kematian Al-Baghdadi

BNPT menilai kematian al-Baghdadi tak serta merta membuat ISIS melemah.

Warga melihat reruntuhan rumah di Desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).
Foto: AP Photo/Ghaith Alsayed
Warga melihat reruntuhan rumah di Desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memperhatikan perkembangan situasi di Suriah usai berita kematian pemimpin kelompok ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Pemerintah Indonesia pun tidak akan meremehkan kabar tersebut.

“Kita sudah mendengar (berita) itu tetapi kita tidak boleh meremehkan. Kita perlu memperhatikan apa yang akan terjadi setelah itu,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (28/10).

Baca Juga

Menurut Suhardi, kehati-hatian diperlukan dalam menyikapi tewasnya Baghdadi. Pasalnya, berita tersebut tidak serta merta mengindikasikan bahwa ISIS di Suriah akan melemah.

“Kita harus hati-hati karena kan (berita) itu juga akan berdampak. Sekarang ini semua masalah kan sifatnya global, kejadian di Timur Tengah juga kan berdampak ke dalam negeri,” kata Suhardi.

Abu Bakr al-Baghdadi diyakini tewas dalam serangan oleh militer AS di Suriah pada Sabtu (26/10).

photo
Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Dalam pidato di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Baghdadi tewas setelah berusaha kabur, dan terjebak hingga akhirnya meledakkan rompi bunuh diri.

Operasi khusus militer AS disebutnya juga telah menewaskan sejumlah besar anggota ISIS lainnya, termasuk tiga anak Baghdadi.

Trump mengatakan, misi khusus AS itu juga melibatkan delapan helikopter yang dikirim dari pangkalan militer rahasia. Dalam melancarkan serangan tersebut, AS dibantu oleh Rusia, Suriah, Turki, dan Irak.

Terkait pernyataan Trump, Suhardi mengatakan bahwa Indonesia akan terus mengikuti perkembangan situasi dan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait, termasuk dengan perwakilan RI di perbatasan Suriah. “Termasuk kita akan kirim tim untuk memantau situasi terakhir,” tutur Suhardi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement