Senin 28 Oct 2019 16:49 WIB

Setelah Al-Baghdadi Tewas, Oposisi Suriah Bunuh Jubir ISIS

Jubir ISIS dibunuh di Suriah utara dalam operasi militer gabungan SDF dan tentara AS.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga melihat reruntuhan rumah di Desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).
Foto: AP Photo/Ghaith Alsayed
Warga melihat reruntuhan rumah di Desa Barisha, Idlib, Suriah setelah operasi militer AS yang menargetkan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, Ahad (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengatakan berhasil membunuh juru bicara ISIS Abu Hassan al-Muhajir di Suriah utara pada Ahad (27/10). Dia terbunuh hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tewasnya pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi.

“Al-Muhajir, tangan kanan Baghdadi dan juru bicara ISIS, menjadi sasaran di desa Ain al-Baydah dekat Jarablus, dalam operasi terkoordinasi antara intelijen SDF dan tentara AS,” kata kepala SDF Mazloum Abdi melalui akun Twitter pribadinya, dikutip laman Aljazirah, Senin (28/10).

Baca Juga

Juru bicara SDF Mustefa Bali mengungkapkan, dia meyakini keberadaan al-Muhajir di Jarablus adalah untuk memfasilitasi al-Baghdadi ke daerah “Perisai Eufrat”, yakni zona di Suriah utara yang dikendalikan proksi Turki.

“Dua operasi yang dipimpin AS telah secara efektif melumpuhkan kepemimpinan ISIS teratas yang bersembunyi di barat laut Suriah. Lebih banyak lagi yang masih bersembunyi di daerah yang sama,” ujar Bali.

Kelompok Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) telah mengonfirmasi kematian al-Muhajir. Mereka mengatakan al-Muhajir termasuk dalam lima anggota ISIS yang tewas dalam operasi yang dipimpin AS dengan dukungan SDF.

Pada Ahad lalu, Trump mengumumkan kematian al-Baghdadi. Dia tewas saat AS menggelar operasi militer di barat laut Suriah, tepatnya di Barisha. Menurut Trump, pasukan AS membunuh sejumlah besar milisi ISIS dalam serangan tersebut.

Trump mengatakan al-Baghdadi terperangkap di sebuah terowongan buntu bersama tiga anaknya. Dia kemudian memutuskan meledakkan dirinya sendiri dengan bom rompi.

Menurut Trump keberhasilan operasi di Barisha dapat tercapai berkat Rusia dan Irak. Dia mengucapkan terima kasih atas kerja sama kedua negara itu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement