Senin 28 Oct 2019 17:19 WIB

Jalan Unik Sunan Kalijaga Dakwahkan Islam ke Masyarakat

Sunan Kalijaga menempuh pendekatan budaya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi wayang kulit
Foto: Dokumen.
Ilustrasi wayang kulit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gerakan dakwah para tokoh wali songo mempunyai keunikan dan karakter tersendiri, salah satunya gerakan dakwah Sunan Kalijaga atau Raden Sahid. Dalam menjalankan dakwahnya, Sunan Kalijaga dikenal suka menyamar dan menyembunyikan kelebihan yang dimilikinya.

Bahkan, menurut Agus Sunyoto, dalam buku Atlas Wali Songo, tak jarang Sunan Kalijaga sengaja menunjukkan tindakan yang seolah maksiat untuk menyembunyikan ketakwaannya yang tinggi. Hal ini sebagaimana dicatat dalam Sejarah Banten Rante-rante yang dikutip Hoesein Djajadiningrat dalam Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten (1983).

Baca Juga

Seperti wali-wali yang lain, menurut Agus Sunyoto, Sunan Kalijaga dalam berdakwah sering mengenalkan Islam kepada penduduk lewat pertunjukan wayang yang sangat digemari masyarakat yang masih menganut kepercayaan agama lama.

Dengan kemampuannya yang menakjubkan sebagai dalang yang ahli memainkan wayang, Sunan Kalijaga selama berdakwah di Jawa bagian barat dikenal penduduk sebagai dalang yang menggunakan berbagai nama samaran.

Selain itu, Sunan Kalijaga juga dikenal sangat mendalam memaparkan kupasan-kupasan rohaniah berdasar ajaran tasawuf. Tembang gubahan Sunan Kalijaga yang sederhana tetapi memuat ajaran spiritual, yang juga banyak dihafal masyarakat adalah tembang Ilir-Ilir.

Di antara Wali Songo lainnya, Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali yang paling luas cakupan bidang dakwahnya dan paling besar pengaruhnya di kalangan masyarakat. Sebab, selain berdakwah dengan cara berkeliling dari satu tempat ke tempat lain sebagai dalang, Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai guru Rohani yang mengajarkan tarekat.

Tarekat yang diajarkannya adalah tarekat Syathariyah dari Sunan Bonang sekaligus Tarekat Akmaliyah dari Syekh Siti Jenar, yang sampai saat sekarang ini masih diamalkan para pengikutnya di berbagai tempat di nusantara. 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement