REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Puluhan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah mendapatkan teguran karena mengenakan seragam yang tidak lengkap saat mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda 2019, Senin (28/10). Pada upacara yang berlangsung di halaman Kantor Pemkot Magelang di Jalan Jenderal Sarwo Edi Wibowo Kota Magelang, mereka yang tidak lengkap seragamnya membentuk baris tersendiri yang terpisah dari peserta lainnya.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono mengumpulkan mereka setelah upacara untuk memberikan pembinaan. Umumnya mereka tidak mengenakan penutup kepala berupa peci (mutz) sebagai pelengkap seragam PNS model khaki.
"Mereka tidak mengenakan kelengkapan, berupa topi mutz padahal pemberitahuan sebelumnya sudah disebar ke seluruh pegawai," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia menyebut mereka mendapatkan teguran keras karena dinilai tidak disiplin menempatkan diri sebagai pegawai, terlebih untuk mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda. Topi berbentuk peci yang biasa disebut mutz itu merupakan kelengkapan seragam khaki yang wajib dipakai PNS saat upacara peringatan hari besar nasional.
Joko menyatakan kesediaan membelikan mutz untuk pegawai yang tidak mampu membelinya. "Ini agar semua sama atau seragam. Kalau tidak mampu beli, saya belikan," kata dia.
Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 tingkat Kota Magelang dipusatkan di halaman depan Kantor Pemkot Magelang dengan peserta, antara lain seluruh pegawai, forum pimpinan daerah (forpimda), dan perwakilan pelajar se-Kota Magelang. Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam amanatnya menyampaikan Sumpah Pemuda pada 91 tahun silam merupakan ikrar yang sarat dengan idealisme, semangat nasionalisme, dan patriotisme.
Hal itu, katanya, suatu janji kesatuan yang mampu menyatukan para pemuda di seluruh Indonesia sehingga menjadi tonggak sejarah kebangkitan pemuda dalam memperjuangkan cita-cita Indonesia. "Saya ingin semangat Sumpah Pemuda tetap membara dalam sanubari kita semua, khususnya para pemuda. Bukan lagi merebut kemerdekaan, melainkan untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif," katanya.