REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk dan para entitas anak melaporkan kinerja keuangan konsolidasi untuk periode sembilan bulan pertama 2019. Laba bersih meningkat 13,0 persen (yoy) menjadi Rp 20,9 triliun
Sejalan dengan pertumbuhan kredit BCA, pendapatan bunga bersih meningkat 12,2 persen (yoy) menjadi Rp 37,4 triliun. Pendapatan operasional lainnya naik 19,3 persen (yoy) menjadi Rp 15,0 triliun, didorong oleh peningkatan provisi dan komisi serta pendapatan transaksi perdagangan.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyampaikan BCA mencatat pertumbuhan kredit di berbagai segmen dan membukukan peningkatan dana CASA. Menurutnya, kepercayaan nasabah pada layanan keuangan BCA telah mendukung pencapaian kinerja bisnis BCA yang berkelanjutan.
"Bank terus menciptakan inovasi-inovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin berkembang," katanya.
Total kredit BCA meningkat 10,9 persen (yoy) menjadi Rp 585 triliun dan rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat pada level 1,6 persen di September 2019. Pertumbuhan kredit terutama didukung oleh segmen bisnis.
Kredit korporasi meningkat 16,5 persen (yoy) menjadi Rp 232,0 triliun dan kredit komersial & UKM tumbuh 10,5 persen (yoy) menjadi Rp 192,2 triliun. Sementara itu, kredit konsumer meningkat 4,1 persen (yoy) menjadi Rp 156,3 triliun.
Dalam kredit konsumer, kredit beragun properti (KPR) tumbuh 6,8 persen (yoy) menjadi Rp 92,1 triliun, kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) turun 2,0 persen (yoy) menjadi Rp 47,8 triliun terutama disebabkan oleh penurunan pembiayaan kendaraan roda dua, dan saldo pinjaman kartu kredit tumbuh 10,4 persen (yoy) menjadi Rp 13,4 triliun pada September 2019.
"Pada periode yang sama, pembiayaan syariah meningkat 5,9 persen (yoy) menjadi Rp 5,0 triliun," katanya.
Keunggulan dalam perbankan transaksi terus mendukung peningkatan dana inti BCA yang berupa dana giro dan tabungan (CASA). BCA mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 10,4 persen menjadi Rp 683,1 triliun dengan kontribusi CASA sebesar 75,2 persen dari total dana pihak ketiga.
CASA tumbuh 7,6 persen (yoy) menjadi Rp 513,9 triliun ditopang oleh tingginya pertumbuhan jumlah transaksi, khususnya pada e-channels. Sementara itu, deposito berjangka meningkat 19,7 persen YoY menjadi Rp 169,2 triliun.
Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,8 persen dan 80,6 persen. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 4,0 persen.