Selasa 29 Oct 2019 08:16 WIB

Baghdadi Tinggalkan Kenangan Pahit Bagi Warga Mosul

Bagi warga, Baghdadi mengubah Mosul bak neraka.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Agung al-Nuri di Mosul, Irak, 7 Agustus 2017.
Foto: REUTERS/Suhaib Salem
Masjid Agung al-Nuri di Mosul, Irak, 7 Agustus 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Ketika Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahannya di masjid bersejarah al-Nuri pada 2014, warga Mosul, Irak tidak tahu seberapa jauh kota mereka akan hancur.

"Orang aneh yang tidak pernah kami lihat sebelumnya mengambilalih mimbar dari imam kami yang biasanya," kata warga Mosul Fadh Qishmou, Selasa (29/10).

Baca Juga

Qishmou hadir saat Baghdadi memberikan ceramahnya yang terkenal. Ia mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai 'khalifah' atas jutaan orang di Irak dan Suriah.

"Dia datang ke masjid kami, tempat yang damai bagi kami, dan ia mengubahnya menjadi neraka," kata Qishmou.

Masjid al-Nuri yang menjadi kebanggaan kota Mosul sebagai masjid tua berusia 850 tahun hancur ketika ISIS datang ke sana pada 2017. Hanya reruntuhan besi dan batu yang tersisa.

Qishmou mengatakan cara bicara Baghdadi yang kerap mengenakan jubah hitam dengan janggut panjang sangat fasih dan tenang. Suara drone yang dikendalikan pengawal pribadi Baghdadi terdengar dan memotong jalur komunikasi.

"Tiba-tiba, ia mendeklarasikan Negara Islam lahir, dan meminta kami semua sumpah setia," kata Qishmou ayah dari delapan orang anak.

photo
Anggota pasukan reaksi cepat Irak menembakkan mortar kepada posisi militan ISIS di barat Mosul, Irak, 31 Mei 2017.

Baghdadi yang membentuk kelompok teroris itu sejak 2010 tewas pada pekan lalu. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan buronon nomor satu di dunia itu mati dalam keadaan merengek dan menangis.

"Saya tahu kami dalam masalah di hari laki-laki itu berjalan ke masjid saya. Saya katakan kepada putra saya, laki-laki itu akan membawa kehancuran dan kematian dan saya benar," kata Abu Omran, warga Mosul lainnya.

Sekarang Qishmou jadi supir taksi setelah toko yoghurtnya hancur ketika perang terjadi di Mosul. Ia salah satu saksi mata Baghdadi mendeklarasikan kelahiran kelompok teroris ultra-ekstremis ISIS. Warga Mosul masih merasakan kekejaman ISIS dalam kenangan mereka.

"Karena dia, kami kelaparan, kami hidup dengan tepung dan air selama berbulan-bulan, meringkuk di ruang bawah tanah," kata Abu Omran.

Kematian Baghdadi momen puncak dari rezim teror yang terjadi selama tiga tahun di dua negara. ISIS sempat mengambilalih banyak wilayah di Iran dan Suriah pada 2014. ISIS berhasil dikalahkan pada 2017. ISIS menjadikan Mosul sebagai ibu kota mereka di Irak.

"Anda bertanya apakah saya senang dia mati? Saya akan senang bila rumah saya tidak hancur karena bom, jika saya tidak dicambuk atau ditembak ISIS, jika putra saya tidak terbunuh, saya tidak pernah merasakan kemenangan, bagaimana saya bisa senang?" kata Abu Omran.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement