Selasa 29 Oct 2019 09:21 WIB

Pembersihan Sungai Cikeas Butuh Waktu Dua Pekan

Sampah di Sungai Cikeas mencapai seribu ton.

Rep: Muhammad Riza/ Red: Muhammad Hafil
Petugas gabungan membersihkan tumpukan sampah yang menyumbat aliran air Sungai Cikeas, di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/10/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Petugas gabungan membersihkan tumpukan sampah yang menyumbat aliran air Sungai Cikeas, di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komunitas Peduli Sungai Cikeas-Cileungsi, Puarman menyatakan, Kali Cikeas telah lancar kembali setelah dibersihkan selama dua minggu. Sebelumnya, kali tersebut ditutupi oleh sampah bambu sepanjang 15 meter, tepatnya di Bendung Kali Koja, Jatiasih, Kota Bekasi.

"Alhamdulillah setelah berjibaku selama 14 hari, Senin 28 Oktober 2019 pembersihan sampah bambu yang menyumbat sungai Cikeas telah selesai sehingga sungai kembali bersih dan lancar," kata Puarman, Senin (28/10).

Baca Juga

Ia menjelaskan, lamanya proses pembersihan dikarenakan sampah yang ada di kali selebar 10 meter itu diperkirakan lebih dari seribu ton. "Kendalanya karena harus diangkat manual itu, ditambah cuaca yang sangat terik sehingga tidak maksimal," kata dia.

Padahal, ia menyebutkan, dalam pembersihan tersebut juga dikerahkan satu unit derek (crane). Namun, alat tersebut tidak cukup membantu, lantaran hanya dapat mengangkat batang pohon berukuran besar saja.

Di sisi lain, petugas tidak bisa lagi mengerahkan alat berat lainnya karena akses jalan ke lokasi begitu sempit. Ia menambahkan, keberadaan tanggul di lingkungan perumahan juga menjadikan petugas tidak leluasa bergerak.

Kemudian ia menjelaskan, petugas pembersihan kali tersebut berasal dari 11 instansi, baik dari lingkungan Bogor, Kota Bekasi, pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC), kepolisian, dan TNI.

Di sisi lain, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kota Bekasi, Yayan Yuliana menerangkan, Dinas Binas dan Sumber Daya Air akan memasang jaring sampah di titik tersebut. Namun, pembangunan tersebut harus menunggu anggaran disahkan. 

Dengan jaring tersebut, diharapkan sampah akan tersaring dan memudahkan untuk diangkat. Sejalan dengan itu, ia pun mengimbau agar masyarakat di hulu Kali Cikeas tidak membuang sampah ke sungai. "Ketika ada jaring, sampah tertahan di sana, pembersihan lebih mudah," kata Yayan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement