Selasa 29 Oct 2019 13:02 WIB

Nelayan Tenggelam di Pantai Pangkalan Belum Ditemukan

Pencarian korban terus dilakukan sampai ke Pantai Cikadu sejauh empat kilometer.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Nelayan (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Proses pencarian nelayan yang tenggelam di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Garut masih belum membuahkan hasil. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Bandung, Deden Ridwansah mengatakan, pencarian nelayan di Pantai Pangkalan, Desa Mandalajaya, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalayan, telah memasuki hari keenam pencarian. Namun, korban tenggelam atas nama Ence (45 tahun) masih belum ditemukan.

"Pencarian akan fokus dengan penyisiran dari pantai Pangkalan ke arah timur sampai Pantai Cikadu sejauh 4 kilometer," kata dia, Selasa (29/10).

Baca Juga

Menurut dia, pencarian kerap terkendala gelombang tinggi. Saat ini, gelombang di selatan Tasikmalaya itu mencapai 2,2 meter dan angin 7 knots.

Sebelumnya Ence dinyatakan hilang di perairan Pantai Pangkalan Kamis (24/10) sekitar pukul 04.30 WIB. Berdasarkan laporan yang diterima Kantor SAR Bandung, perahu yang dinaikinya terbelah menjadi dua karena diterjang ombak yang sangat besar.

Satu orang nelayan atas nama Aang dengan berhasil menyelamatkan diri dengan mengapung sisa potongan perahu hingga terdampar dan di selamatkan warga sekitar. Sementara Ence terbawa ombak laut. Kedua nelayan tersebut berasal dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi yang pergi melaut dengan tujuan Batu Karas, Pangandaran.

Sementara itu, pencarian seorang nelayan atas nama Ade Tohir (58) yang hilang di perairan Pantai Santolo, Kabupaten Garut, juga belum membuahkan hasil memasuki hari ketiga. Menurut Deden, pencarian pada hari ketiga ini akan difokuskan ke wilayah perairan dan pantai.

"Kita membagi tim menjadi dua regu. Satu melakukan pencarian dengan menggunakan speed boat milik Polair Santolo, satunya melaksanakan pencarian dari pintu masuk pelabuhan ke arah utara sejauh tiga kilometer," kata dia.

Menurut dia, geelombang perairan selatan Garut terpantau cukup tinggi atai sekitar 1-2 meter dan angin 10 knots. Adapun unsur yang terlibat dalam pencarian yaitu Polairud Garut, HNSI, dan Balawista.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement