REPUBLIKA.CO.ID, HANOI – Vietnam sedang berusaha mempercepat proses identifikasi warganya yang diduga berada di antara 39 mayat yang ditemukan di sebuah truk kontainer berpendingin di Essex, London, Inggris.
“Kewarganegaraan para korban belum dikonfirmasi secara resmi. Vietnam dan Inggris berusaha mempercepat identifikasi mayat-mayat itu, tapi belum ada tenggat waktu yang ditetapkan,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam Nguyen Quoc Cuong pada Selasa (29/10).
Pada Senin lalu, otoritas Inggris telah mengirim berkas dan dokumen terkait penemuan 39 mayat di negaranya kepada Pemerintah Vietnam. Kementerian Luar Negeri Vietnam mengungkapkan tengah menganalisis dan mengembangkan dokumen-dokumen tersebut.
Sementara itu, Departemen Propaganda Partai Komunis Vietnam yang berkuasa telah menginstruksikan kepada seluruh media massa di sana agar tidak berspekulasi tentang identitas para korban yang ditemukan di truk kontainer berpendingin di Essex. Media diminta berhati-hati dalam melaporkan kasus tersebut.
Sebanyak 39 mayat yang ditemukan di truk kontainer di Essex awalnya diduga warga negara Cina. Namun, kepolisian kemudian meyakini bahwa mayoritas dari mayat-mayat itu adalah warga Vietnam.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan warga Vietnam kerap kali bertaruh nasib untuk bekerja di luar negeri, termasuk Eropa. Faktor tersebut antara lain prospek pekerjaan yang buruk, bencana lingkungan, dan tekanan pemerintah terhadap umat Katolik. Di negara itu pun cukup banyak geng atau kelompok penyelundup.
Terkait kasus di Essex, kepolisian telah menahan sopir truk yang diketahui bernama Mo Robinson (25 tahun). Dia menghadapi tuntutan pembunuhan dan perdagangan manusia. Kepolisian juga telah menangkap tiga orang lainnya di Irlandia Utara. Mereka diduga terlibat dalam kasus tersebut.