REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Peristiwa keracunan massal makanan menimpa puluhan siswa TK dan SD di Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur Selasa (29/10). Diduga korban mengalami keracunan akibat mengonsumsi makanan makaroni yang dijual pedagang.
"Keracunan pertama kali diketahui ketika sejumlah siswa SDN Sukanagara 3 mengeluhkan pusing dan mual," ujar Camat Sukanagara, Dede Saputra kepada wartawan. Namun hanya berselang belasan menit, siswa yang mengeluhkan gejala serupa bertambah banyak.
Namun kata Dede, pelajar yang keracunan tidak hanya SD melainkan siswa TK Tunas Karya yang lokasi ya berdekatan dengan SD Sukanagara 3 Cianjur. Para siswa yang mengalami keracunan dibawa ke Puskesmas Sukanagara untuk diberikan penanganan medis.
Rata-rata pelajar mengalami gejala mual, muntah, dan pusing serta lemas. Sehingga harus mendapatkan penanganan medis.
Keracunan ungkap Dede, diduga dari makaroni yang dijual di depan sekolah. "Penyebabnya kemungkinan dari makaroni atau bumbunya sudah basi, sebab siswa juga ada yang menyebutkan rasanya sedikit masam," kata dia.
Namun untuk jelasnya masih dilakukan pemeriksan oleh pihak kepolisian. Di mana penjual makaroni dibawa ke Polsek Sukanagara untuk dimintai keterangan atas kejadian tersebut. Kepala Puskesmas Sukanagara, Tuti Amalia menerangkan, para siswa tersebut dibawa ke Puskesmas pada pukul 10.00 WIB. "Total siswa yang mengalami keracunan dan mendapat penanganan medis sebanyak 24 siswa," imbuh dia.
Rinciannya terdiri dari 18 siswa SD dan 6 siswa TK. Puluhan siswa ini sudah diberi penanganan medis dan beberapa diantaranya berangsur pulih. Tuti menerangkan, tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit karena masih bisa ditangani di Puskesmas Sukanagara. Bahkan kondisi korban makin membaik dan akan segera dipulangkan ke rumah masing-masing.
Lebih lanjut Tuti menerangkan, petugas juga membawa sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Upaya ini untuk memastikan penyebab dari keracunan makanan.
Di sisi lain lanjut Tuti, Puskesmas juga akan menggiatkan sosialisasi agar siswa tidak jajan sembarangan. Hal ini untuk mencegah terulangnya kasus keracunan makana dari jajanan di sekolah.