Selasa 29 Oct 2019 21:24 WIB

Sering Potong Dahan Bakau, Kin The Fly Ingin Tebus Kesalahan

Kin The Fly dulu sering memotong dahan pohon bakau saat memancing.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Reiny Dwinanda
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berkolaborasi dengan Tony Welas, band WOLFTANK, dan Hard Rock Cafe akan menyelenggarakan acara musik //I Like Nature: Music for Conservation// pada 28 Oktober 2019.
Foto: Umi Nur Fadhilah/Republika
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berkolaborasi dengan Tony Welas, band WOLFTANK, dan Hard Rock Cafe akan menyelenggarakan acara musik //I Like Nature: Music for Conservation// pada 28 Oktober 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagai salah seorang penggawa band pop rock Wolftank, Kin The Fly merasa antusias bergabung dalam gerakan penyelamatan hutan bakau yang digulirkan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Yayasan tersebut menggandeng Wolftank yang beranggotakan Kin, Ariyo Wahab, Tyo Nugros, dan Noey Java Jive untuk menyisipkan pesan peduli lingkungan lewat lagu barunya.

KiN mengatakan, ia cukup terkejut saat mendapat paparan soal pentingnya pohon bakau. Pasalnya, ia dulu merupakan orang yang gemar memancing di bibir pantai dan menganggap bahwa keberadaan pohon bakau cukup mengganggu hobinya.

"Dulu saya kerap memotong dahan pohon bakau agar pohon itu tak mengganggu saat saya sedang memancing. Saat itu, masih sekitat tahun 80-an jadi saya tak banyak mendapat informasi soal peran pohon bakau,” kata Kin.

Mengingat pengalaman masa lalunya, Kin pun menemukan momen yang tepat untuk menebus kesalahan itu. Sebagai musisi, ia ingin berperan dalam memberikan edukasi soal kepedulian lingkungan lewat musik.

Kin pun berharap, lewat kontribusi ini, Wolftank tak hanya dapat berkancah dalam industri musik, tapi juga dapat berperan dalam gerakan pelestarian lingkungan. Gerakan yang digulirkan YKAN tersebut dilakukan berdasarkan hasil riset dari The Nature Conservancy (TNC) pada 2016 yang menyebut bahwa polusi yang terjadi bisa kian parah jika tidk ada infrastruktur alami dalam suatu wilayah, yakni pohon bakau.

Pohon bakau dinilai cukup berperan dalam menekan polusi karena pohon ini mampu menyerap karbon hingga seribu ton per hektare dalam setahun. Peran besarnya itu kerap dilupakan demi alasan ekonomi, seperti budidaya perikanan dan pembangunan pemukiman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement