REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia mempersembahkan film kedua yang segera tayang di layar lebar. Sinema berjudul Hanya Manusia itu menyoal kasus perdagangan manusia atau human trafficking yang sudah menjadi permasalahan global.
"Kami sengaja mengusung tema human trafficking untuk membuka mata masyarakat dan stakeholder lain terkait kejahatan kriminal transnasional," kata Kepala Divisi Humas Polri Mohammad Iqbal pada konferensi pers di mal Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa (29/10).
Film arahan sutradara Tepan Kobain itu bercerita tentang perwira muda bernama Annisa (Prisia Nasution) yang tengah menangani kasus penculikan berantai. Berbagai penyelidikan menengarai bahwa pelakunya adalah sindikat dengan tujuan perdagangan manusia.
Annisa kian gamang ketika adik semata wayangnya, Dinda (Shenina Cinnamon), turut menjadi korban. Bersama Iptu Aryo (Lian Firman) dan di bawah naungan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Angga (Yama Carlos), Nisa berusaha menguak kasus tersebut.
Tidak hanya memberikan wawasan tambahan tentang penanganan kasus perdagangan manusia, Iqbal juga menyebutkan pesan lain dari 'Hanya Manusia'. Film menjadi strategi Divisi Humas Polri melakukan upaya pemolisian atau mendekatkan polisi kepada masyarakat.
Judul film menggambarkan bahwa polisi hanya manusia, bukan jagoan super yang bisa melakukan segalanya. Iqbal mengatakan, di tengah kewajiban menjunjung profesionalisme, polisi juga punya hati. Polisi pun bisa menangis dan memiliki konflik batin seperti Annisa.
"Kami ingin menampilkan sisi lain, sisi-sisi humanis dari seorang polisi, tentunya dengan bumbu-bumbu drama yang enak ditonton. Berharap film ini menjadi tontonan yang punya nilai edukasi, informasi, sekaligus hiburan positif untuk masyarakat," ujarnya.
Film 'Hanya Manusia' turut dibintangi Tegar Satrya, Verdi Solaiman, Soleh Solihun, Fuad Idris, Nagra Kautsar, Windy Apsari, Egi Fedly, Sakilla Hanif Annisa, dan Billy Kausha. Sinema akan hadir serentak di bioskop Indonesia mulai 7 November 2019.