REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sineas Monty Tiwa menggarap skenario 'Hanya Manusia', sinema kedua persembahan Divisi Humas Polri mengenai human trafficking. Sebelum ini, dia juga menyutradarai 'Pohon Terkenal', film pertama Humas Polri yang dirilis Maret 2019 silam.
"Tantangan utamanya, saya sama sekali tidak mengerti kasus human trafficking. Baca beritanya di media sering, tetapi belum benar-benar mengetahui kasus kriminal luar biasa yang sudah menjadi kejahatan global ini," ujarnya, Selasa (29/10).
Karena itu, Monty terlebih dahulu berbincang dengan Divisi Humas Polri mengenai pesan yang hendak disampaikan kepada masyarakat. Sebagai penulis, Monty menerjemahkan mission statement tersebut dalam naskah yang dia rampungkan.
Pria 43 tahun itu mengaku belum pernah menjumpai rumah produksi yang menggagas film dengan tema serupa di Indonesia. Menurut dia, perdagangan manusia memang bukan tema populer yang mendatangkan keuntungan besar secara komersial.
Meski demikian, dia menyoroti urgensi sineas untuk mengusungnya dalam film layar lebar karena merupakan topik penting yang mengedukasi masyarakat. Masyarakat bisa semakin tahu soal kejahatan human trafficking dan lebih mewaspadainya.
Dalam prosesnya, Monty dan para sineas yang terlibat didampingi oleh tim asistensi Divisi Humas Polri. Para petugas yang sehari-hari mengurusi kasus perdagangan manusia itu memberikan masukan mengenai penggambaran cara kerja polisi menangani kasus.
"Tanggung jawab saya sebagai penulis, membuat packaging yang renyah dan pop untuk tema yang mungkin asing bagi masyarakat," kata Monty. Film 'Hanya Manusia' arahan sutradara Tepan Kobain tayang di bioskop mulai 7 November 2019.