CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon Mohammad Arif Kurniawan mengatakan, meski Kawasan Segitiga Rebana masih berupa wacana, nyatanya dampaknya telah dirasakan Kota Cirebon.
Hal itu disampaikannya dalam Dialog Ekonomi bertema Percepatan Pembangunan Pusat Ekonomi Baru Kawasan Segitiga Rebana yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Cirebon di Hotel Aston, Kabupaten Cirebon, Selasa (29/10).
AYO BACA : SDM Berkualitas Jadi Tantangan Majalengka di Segitiga Rebana
"Dampaknya sudah terasa di Kota Cirebon, usaha kuliner tumbuh pesat. Padahal ini baru isu, apalagi kalau jadi," katanya.
Di sisi lain, selain dampak itu, pihaknya juga memproyeksikan efek samping lain dari perwujudan Kawasan Segitiga Rebana. Selain volume sampah yang dipastikan bertambah, Kota Cirebon pun akan menghadapi problem perparkiran mengingat luas wilayahnya yang terbatas.
AYO BACA : Pemprov Jabar Paparkan Pekerjaan Rumah di Segitiga Rebana
"Tapi, kami dibantu pemprov yang akan membuat TPA regional. Selain itu, kami menargetkan perda parkir tahun ini selesai," ungkap dia.
Di sisi lain, Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPwBI Cirebon, Sudono memandang Kawasan Segitiga Rebana sebagai peluang, khususnya bagi pertumbuhan ekonomi di Wilayah Cirebon.
"Infrastruktur di antaranya juga bisa lebih berkembang. Makanya kami menggelar dialog ekonomi ini untuk memperoleh informasi dari tangan pertama soal wacana tersebut, karena kami sendiri masih meraba-raba," terangnya.
AYO BACA : Segitiga Rebana Diproyeksikan Jadi Kawasan Ekonomi Terbesar di Indonesia