REPUBLIKA.CO.ID, KERBALA -- Pejabat pemerintah Kerbala, Irak membantah laporan ada penembak bertopeng yang melepaskan tembakan ke pengunjuk rasa. Laporan itu menyebutkan ada tujuh orang pengunjuk rasa yang tewas.
Dilansir dari Aljazirah, Rabu (30/10), Associated Press melaporkan seorang sumber keamanan mengatakan setidaknya ada 18 orang yang terbunuh dalam sebuah insiden. Sementara itu mengutip sumber keamanan medis dan keamanan kantor berita Reuters menyatakan ada 14 orang yang tewas.
Sementara itu, Aljazirah mendapatkan informasi ada empat orang yang tewas dalam lima tembakan. Tapi Gubernur Kerbala Naseef al-Khitaby membantah semua laporan tersebut.
"Ada berita palsu dan bohong yang beredar di media sosial tentang peristiwa yang tidak terjadi dan korban yang tidak ada," kata Khitaby, Rabu (30/10).
Kepala polisi Kerbala juga membantah pernyataan yang mengatakan ada pengunjuk rasa yang tewas. Ia mengatakan hanya ada satu orang yang tewas dalam insiden kriminal yang tidak berkaitan dengan unjuk rasa.
Ia menyebut rekaman video yang memperlihatkan penembakan ke arah pengunjuk rasa di media sosial sebagai video palsu. Menurutnya video itu dibuat untuk menghasut.
Bantahan ini untuk menjawab adanya beberapa laporan jumlah korban tewas dalam sebuah insiden di Kerbala Education Square. Tempat para pengunjuk rasa menggelar tenda sebagai bagian dari aksi duduk.
Video yang beredar di internet memperlihatkan situasi pascakejadian. Orang-orang melarikan diri dari arah suara tembakan. Kepada Associated Press, salah seorang saksi mata mengatakan ada orang bertopeng yang melepaskan tembakan ke tempat pengunjuk rasa berkumpul.
"Kami melihat orang bertopeng memakai pakaian hitam-hitam dan mereka melepaskan tembakan peluru tajam ke alun-alun," kata saksi mata yang tidak disebutkan namanya.