REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta masyarakat tidak beraktivitas pada sore dan malam hari disaat buaya agresif. Masyarakat diminta menghindari sungai, pantai, dan kolong bekas penambangan bijih timah.
"Saat ini, kasus masyarakat diserang buaya mengalami peningkatan karena habitat hewan itu yang menyempit," kata Kepala Resort BKSDA Provinsi Kepulauan Babel, Yusmono, Rabu (30/10).
Ia mengatakan konflik manusia dengan buaya yang mengalami peningkatan beberapa bulan terakhir karena masyarakat tidak menyadari waktu buaya sedang agresif. "Kita sebagai manusia harus menyadari, kapan waktu buaya sedang agresif. Kalau disitu ada buaya jangan didekati atau jangan beraktivitas disaat buaya sedang mencari makan," ujarnya.
Menurut dia, buaya aktif mencari makan pada sore dan malam hari. Pada siang hari, mereka biasanya buaya berjemur dan berdiam diri.
"Selama ini, kasus serangan buaya kepada manusia terjadi pada sore dan malam hari. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak memancing, menjaring ikan dan beraktivitas di sungai, pantai dan kolong pada saat buaya beraktivitas," katanya.
Ia menambahkan populasi buaya di Bangka Belitung mencapai ribuan ekor dan mereka semakin terdesak karena habitat semakin berkurang akibat ulah manusia. "Perlu kajian dan penelitian untuk menghitung jumlah buaya muara, sungai, kolong di daerah ini. Namun demikian, populasi hewan ini sudah mencapai ribuan," katanya.