REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran pada Selasa (29/10) mendesak agar kelompok politik di Lebanon bersatu setelah Saad al-Hariri mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri di tengah aksi protes.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi mengatakan dalam satu pernyataan bahwa Teheran "menyerukan persatuan di kalangan semua kelompok dan partai politik di Lebanon untuk menjaga keamanan dan stabilitas di negara tersebut serta memenuhi tuntutan sah rakyat Lebanon."
Ia menambahkan bahwa Iran berharap Lebanon mampu melalui masa-masa "sensitif dan berbahaya ini".
Al-Hariri mundur pada Selasa karena merasa menemui "jalan buntu" dalam upayanya mengatasi krisis, yang dipicu oleh aksi massa besar-besaran terhadap elit pemerintah dan menyeret negara tersebut ke dalam kondisi yang kacau.
Demonstrasi di Lebanon berlangsung selama 13 hari. Pada demonstran memprotes atas korupsi yang merajalela, layanan publik yang buruk, dan keruntuhan salah urus ekonomi.