REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kemampuan pasokan air bersih Badan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, semakin berkurang. Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Ariono Poerwanto menyebutkan, dana APBD yang dikelola pihaknya saat ini, diperkirakan hanya mampu untuk melakukan droping air selama 7-8 hari lagi.
''Sisa anggaran yang kami kelola, kami perkirakan hanya tinggal untuk membiayai pengiriman air bersih sebanyak sekitar 300 tangki,'' ujarnya, Rabu (30/10).
Dia menyebutkan, stok sebanyak 350 tangki tersebut, diperkirakan hanya cukup untuk menyalurkan air bersih ke desa terdampak kekeringan selama 9 hari ke depan. Hal itu karena setiap harinya, pihak BPBD melakukan pengiriman air bersih rata-rata sebanyak 40 tangki.
Terkait kondisi tersebut, Ariono meminta kepedulian semua pihak untuk membantu BPBD menyalurkan air bersih pada warga masyarakat yang saat ini mengalami kekeringan. ''Kami mungkin akan mengirimkan surat ke berbagai pihak, baik kalangan swasta, BUMD, BUMN dan lembaga lain di Banyumas, untuk membantu droping air bersih ke desa-desa terdampak,'' ujarnya.
Dia menilai, bantuan pihak luar BPBD sangat diperlukan mengingat kekeringan yang terjadi di Banyumas saat ini sudah semakin meluas. ''Saat ini, tercatat sudah ada 88 desa di Banyumas yang secara rutin mendapat pasokan air bersih dari BPBD,'' ujarnya.
Padahal, ujarnya, di luar itu BPBD juga menerima permohonan dari 10 desa lain yang meminta bantuan air bersih. ''ke-10 desa ini belum mendapat pasokan air bersih, karena menunggu pengecekan ke lapangan. Dari hasil pengecekan, baru dibuat disposisi untuk pengiriman air bersih,'' katanya.
Lebih dari itu, kemungkinan hujan turun di wilayah Banyumas juga masih sulit diprediksi. Meski pihak BMKG menyatakan hujan diperkirakan turun awal November, dia menyatakan, pihak BPBD Banyumas tetap harus mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan hujan tetap belum turun lebih lama lagi.
Secara keseluruhan, kata Ariono, pada anggaran 2019 ini, Pemkab Banyumas sebenarnya sudah mengalokasikan dana yang cukup besar. Anggaran tersebut, cukup untuk memenuhi kebutuhan pasokan air bersih sebanyak 2.500 tangki.
Namun, dia menyebutkan, kemarau yang berlangsung tahun ini benar-benar di luar perkiraan. Jumlah desa yang terdampak kekeringan terus bertambah, bahkan desa-desa yang sebelumnya tidak masuk daerah rawan kekeringan dalam peta mitigasi BPBD, juga banyak yang mengajukan permohonan air bersih.
''Hingga saat ini, kami sudah melakukan pengiriman air bersih sebanyak sekitar 2.200 tangki. Jadi hanya tinggal tersisa sekitar 300 tangki,'' katanya.
Untuk sementara, kata Ariono, desa yang terlayani pasokan air bersih BPBD selama ini mencapai 88 desa yang tersebar di 20 kecamatan. ''Bila sampai pekan depan hujan belum juga turun, jumlah desa yang meminta bantuan air bersih dipastikan akan terus bertambah,'' katanya.