CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Sebanyak 34 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kota Cirebon kini beroleh perawatan di RS dr H Marzoeki Mahdi, Kota Bogor. Rencananya, ke-34 ODGJ tersebut akan berada di Bogor selama satu bulan.
Pelayanan yang diberikan RS dr H Marzoeki Mahdi yang berada di bawah kewenangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI itu diklaim sebagai bentuk dukungan terhadap Kota Cirebon menuju kota bebas pasung.
Terkait itu, dua lembaga di Pemerintah Kota Cirebon, baik eksekutif dan legislatif, menandatangani komitmen bersama untuk mewujudkan Kota Cirebon sehat jiwa melalui Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).
Wakil Walikota Cirebon Eti Herawati mengungkapkan, sebagaimana data Dinkes Kota Cirebon, hingga sekitar September 2019 tercatat ada 595 ODGJ di wilayahnya. "Dari jumlah itu, 80% ODGJ berusia produktif dan memerlukan bantuan sosial dari pemerintah," bebernya.
Dia menyebutkan, sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2009 tentang Standar Teknis Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, setiap ODGJ berhak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar.
Hanya, Eti mengingatkan, ODGJ merupakan problem bersama. Perawatan ODGJ asal Kota Cirebon di RS dr H Marzoeki Mahdi merupakan sinergitas Pemkot Cirebon dan rumah sakit bersangkutan.
"ODGJ adalah persoalan bersama," katanya seraya mengapresiasi sinergitas yang tercipta antara Pemkot Cirebon dengan RS dr H Marzoeki Mahdi.
Promotor Kesehatan RS dr H Marzoeki Mahdi Bogor, Iyep Yudiana mengatakan, pelayanan kesehatan jiwa bagi ODJG Kota Cirebon yang dilakukan pihaknya dimaksudkan untuk memulihkan kesehatan jiwa pasien.
"Ada sekitar 34 pasien yang diajukan. Dengan persetujuan dari pihak keluarga, selama satu bulan mereka akan dirawat di RS dr H Marzoeki Mahdi Bogor," paparnya di Kota Cirebon.
Jika secara medis telah dinyatakan pulih, pasien akan dipulangkan ke Kota Cirebon untuk kembali bersosialisasi dengan masyarakat.
Menurutnya, saat dinyatakan pulih, ada tindak lanjut bagi setiap ODGJ seperti kontrol hingga pemberian obat. Pihaknya bahkan berencana memberi pembekalan ketrampilan kepada ODGJ.
"(Keterampilan itu) agar mereka kembali bisa bersosialisasi di masyarakat," jelasnya.
RS dr H Marzoeki Mahdi Bogor diketahui telah berdiri sejak sekitar 137 tahun lalu di masa kolonialisme Belanda. Rumah sakit berkapasitas sekitar 500 kamar itu sempat berganti-ganti nama, mulai RS Cilendek Bogor, Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor, dan terakhir RS dr H Marzuki Mahdi yang diambil dari nama direktur pertama rumah sakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Edy Sugiarto meyakinkan, kesehatan jiwa ODGJ bisa stabil dan menjalani kehidupan seperti sediakala. "Dengan terapi dari dokter spesialis jiwa, mereka bisa makan dan minum dengan nyaman," ucapnya.
Apresiasi diberikan pula Ketua DPRD Kota Cirebon, Affiati. Pihaknya pula mendukung komitmen Kota Cirebon bebas pasung.
"DPRD Kota Cirebon juga mengucapkan terima kasih kepada RS dr H Marzoeki Mahdi yang sudah mau menerima perawatan ODGJ dari Kota Cirebon," tuturnya.
Pihaknya berharap ODJG beroleh perawatan yang terbaik dan segera pulih. Dengan begitu, kelak mereka bisa kembali bersosialisasi di masyarakat.