REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor dan wirausahawan Ferry Salim mengaku ingin mandiri saat masa pensiunnya. Ia pun sudah mempersiapkan keuangannya untuk menikmati hari tua.
"Saya menganut prinsip sedia payung sebelum hujan," tutur pria kelahiran 8 Januari 1967 ini.
Ferry mengatakan bahwa ia orang yang terencana. Ia selalu punya rencana untuk kehidupan keluarganya, termasuk untuk jangka panjang.
"Kalau berpikir jangka panjang akan lebih abadi, akan lebih tenang dalam hidup ini," ujarnya di sela acara konferensi pers peluncuran produk Dana PFCCensiun RetirePlan kerja sama AIA Financial dan Bank BCA di Jakarta, Rabu (30/10).
Sebagai orang yang bekerja di dunia hiburan, Ferry mengaku penghasilannya tidaklah tetap. Terkadang, ia mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan besar, tapi enam bulan kemudian bisa saja sepi pekerjaan atau bahkan tidak ada sama sekali.
"Makanya saya menabung, menginvestasikan kembali uang saya," jelas pemeran utama pria film Ca-Bau-Kan ini.
Di samping itu, Ferry juga melakukan perencanaan keuangan demi melindungi diri dan keluargany. Salah satunya, dengan memiliki asuransi.
Menurut Ferry, masa kerja dan masa pensiun durasinya sama. Ferry mulai bekerja di usia 25 sampai 55 tahun.
"Itu waktu yang cukup panjang," ujar ayah dari Brandon Salim, Brenda Nabila Salim, dan Raoul Sebastian Salim.
Menurut Ferry, jika Tuhan memberikannya waktu di dunia hingga usia 85 tahun, maka ia masih memiliki waktu 30 tahun lagi di masa tuanya. Ia pun memperlakukan kedua babak kehidupan tersebut dengan baik.
Hal ini dilakukan Ferry lantaran ia tidak mau bergantung pada siapapun di kala tua nanti, termasuk pada ketiga anaknya. Ferry ingin bisa hidup dengan tenang ketika pensiun. Ia berharap punya uang untuk berobat andaikan jatuh sakit dan ada uang ketika ingin jalan-jalan.
"Apakah gaya hidup saya sekarang akan saya bawa lagi sampai saya pensiun? Kalau iya, saya akan butuh uang lebih besar. Karena nanti ada inflasi. Kebutuhan biasa Rp 2 juta sampai Rp 5 juta, inflasi menjadi Rp 20 juta. Saya siapakan segala sesuatu itu," ungkapnya.
Ferry menyadari, ketika anaknya dewasa, mereka akan sibuk dengan pekerjaan dan keluarganya masing-masing. Ia tak ingin buah hatinya menanggung penghidupannya juga.
"Saya tidak mau minta uang sama anak. Saya tidak mau begitu. Saya tidak mau bergantung pada anak saya. Saya harus punya uang sendiri. Harus punya rencana yang baik. Harus berpikir jangka panjang. Sedia payung sebelun hujan," ujarnya.